Kemusrikan adalah
termasuk ujian yang sangat besar bagi umat manusia yang hidup di muka
bumi. Allah SWT menghendaki agar manusia untuk berbakti hanya kepada
Allah semata, berbuat yang suci-suci dan bersih mengikuti petunjuk-Nya
dengan mengikuti jalan para Nabi dan Rasul-Nya dan kemudian berserah
diri serta bertawaqal kepada Allah semata.
Untuk di zaman kita
sekarang ini, dalam masalah jiwa, masalah keghaiban, manusia diperintah
oleh Allah untuk mengimani apa-apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadist, keterangan-keterangan yang telah Allah turunkan lewat
Rasulullah Muhammad SAW.
Segala hal-hal yang
menyimpang bisa membawa manusia berbuat syirik , misalnya riya’ adalah
syirik kecil. Hingga pada jenis syirik yang besar, yaitu manusia
nyata-nyata dan terang-terangan menyembah kepada berhala atau setan
yaitu makluq yang dikutuk oleh Allah dan disabdakan oleh Allah bahwa
syaitan itu adalah musuh yang nyata umat manusia.
.
Yang mereka
sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang
durhaka, (QS. 4:117) )
yang
dila’nati Allah dan syaitan itu mengatakan:”Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk
saya), (QS. 4:118) )
Hai
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena
sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:168) )
Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan
itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:208) )
Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia
musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
(QS. 35:6) )
.
Kemusrikan sering
merajalela diwaktu manusia telah meninggalkan ketaatan kepada Allah,
bila manusia telah menempuh jalan kemaksiyatan, telah menempuh
jalan-jalan yang dilarang oleh Allah maka manusia sebenarnya telah
mengikuti jalan-jalan syaitan. Dan pada kenyataannya kemusyrikan
biasanya akan subur dan menjamur pada zaman yang diwarnai dengan
kebodohan tentang Agama Allah, dan manusia menjalani hidup tanpa
petunjuk Allah dan biasanya hidupnya diisi dengan memperturutkan dan
memuja kesenangan hawa nafsunya.
Beda antara ilmu yang membawa kepada keselamatan dan
ilmu yang membawa pada kesesatan terletak pada hasil yang didapat oleh
hati manusia. Bila dalam hati manusia tumbuh keimanan dan ketaqwaan
sebagaimana yang dituntunkan dalam Islam, dan dibuktikan juga dengan
tumbuhnya rasa khusu’, rasa ikhsan, rasa ikhlas, rasa tawadhu’, rasa
kasih sayang, rasa iba, dst. Maka insya Allah ilmu tersebut adalah
benar. Namun bila manusia menempuh ilmu yang tidak menumbuhkan
sifat-sifat tersebut diatas maka manusia perlu berhati-hati dan waspada.
Berbagai olah jiwa yang dikenalkan ditengah-tengah
kehidupan manusia, akan memberikan pengaruh dalam jiwa bagi orang yang
menekuninya, maka kehati-hatian dalam memilih ilmu berkaitan dengan olah
jiwa adalah sangat penting. Selama lurus dan iklash mengikuti petunjuk
Allah dan Rasulullah SAW maka manusia akan dibawa pada jalan lurus,
putih bersih dan bercahaya, selamat jiwa dan raga di dunia dan
diakherat.
.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman
kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. 2:256) )
Allah Pelindung orang-orang yang beriman;
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah
syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan
(kekafiran). Mereka itu adalah penghuni nereka; mereka kekal di
dalamnya. (QS. 2:257) )
.
Orang seharusnya memahami secara bersih murni
perintah dan larangan Allah, dan kemudian lurus berjalan dijalan
tersebut,. Hal tersebut disebabkan Allah telah meringanan beban umat
Rasulullah Muhammad SAW agar tidak memasuki daerah-daerah bahaya dan
sulit, sesuatu yang tidak diketahui manfaat dan madhorotnya secara
jelas.
Dalam sebuah ayat Allah melarang umat manusia
mengerjakan perbuatan sihir, karena sihir akan membawa madhorot dan akan
merusak iman. Sebagaimana firman Allah yang artinya;
.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir
(mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir
(mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa
yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan
Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang
siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. 2:102) )
.
Demikian pula Allah melarang Umat Islam untuk
berbicara masalah ghoib diluar apa yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan
Al-Hadist, hal tersebut dilarang oleh Allah, agar umat Islam tidak
terbebani dengan kesesatan, kesedihan dan ketakutan. Allah memberikan
jaminan penuh bahwa segala sesuatu yang ghoib hanya di tangan Allah
semata.
.
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua
yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
(QS. 6:59) )
Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di
langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”,
dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. 27:65) )
.
Umat Islam dilarang memasuki daerah duga-duga dan
sangka-sangka didalam memikirkan hal-hal yang ghoib yang tidak diajarkan
oleh Allah SWT lewat Rasulullah Muhammad SAW, karena manusia bisa
tersesat dari jalan yang lurus.
.
Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah
semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang
yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu
keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka
hanyalah menduga-duga. (QS. 10:66) )
Dan mereka berkata:”Jikalau Allah Yang
Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka
(malaikat)”. Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu,
mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. (QS. 43:20)
.
Allah memelihara umat islam agar menjadi umat yang
selalu hidup dalam lindungan dan kasih sayangNya, dan tidak tergoda
dengan berbagai hal-hal ghoib yang tersebar di masyarakat pada umumnya.
Hal tersebut akan membelenggu pikiran, hati, perasaan dan perbuatan
kesehariaannya. Dan salah satu kehendak Allah menurunkan para Nabi dan
Rasul adalah bertugas untuk meringankan beban-beban manusia dalam segala
hal.
.
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul,
Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang
ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang
yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (QS. 7:157) )
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari
malaikat dan dari manusia: sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (QS. 22:75) )
Allah mengetahui apa yang di hadapan
mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah
dikembalikan semua urusan. (QS. 22:76) )
Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah
kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya
kamu mendapat kemenangan. (QS. 22:77) )
.
Manusia diperintah untuk mengikuti utusan Allah yang
Maha Suci dan Maha Mulia. Utusan itu bisa berupa Malaikat (makhluq yang
dimuliakan di sisi Allah) atau juga manusia yaitu para Nabi dan Rasul.
Dan Allah tidak pernah mengutus makhluqnya yang berupa jin untuk membawa
petunjuk Allah untuk diajarkan kepada manusia.
.
1. Jin Dan Perbuatannya
.
Jin dikatakan makluq ghaib yang Allah kenalkan pada manusia lewat Al-Qur’anul Karim
.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk. (QS. 15:26) )
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (QS. 15:27)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat:”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka
kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai
perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya
sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat
buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang
zalim. (QS. 18:50)
Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan
anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak
(pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil
orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong. (QS. 18:51)
.
Apa yang dilakukan oleh syaitan dari golongan jin
adalah sesuatu yang merugikan manusia. Dalam Al-Qur’an yang membahas
kejadian manusia (Nabi Adam) difirmankan oleh Allah bahwa malaikat mau
menghormati Nabi Adam, dan dijadikan Allah sebagai penjaga dan ada juga
yang menjadi utusan kepada umat manusia, sedangka syaitan, iblis dari
golongan jin, menjadi makluq yang enggan, yang sombong dan bahkan
bersumpah akan selalu menyesatkan umat manusia.
.
kemudian saya akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at). (QS.
7:17)
Iblis menjawab:”Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan merreka semuanya, (QS. 38:82)
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka, (QS. 38:83)
Allah berfirman:”Maka yang benar(adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”. (QS. 38:84)
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)
Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan)
hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas
orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS. 16:100)
.
Begitulah syaitan dari golongan jin yang memiliki
perbuatan yang selalu mengajak manusia untuk menempuh jalan kesesatan
dan jalan durhaka kepada Allah SWT.
.
2.Syaitan Mencuri-curi berita dari langit
.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu
bagi orang-orang yang memandang(nya), (QS. 15:16)
dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk. (QS. 15:17)
kecuali syaitan yang mencuri-curi
(berita) yang dapat di dengar (dari malaikat) lalu dia dikejar semburan
api yang terang. (QS. 15:18)
Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, (QS. 37:6)
dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka, (QS. 37:7)
syaitan-syaitan itu tidak dapat
mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari
dari segala penjuru. (QS. 37:8)
Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, (QS. 37:9)
akan tetapi barangsiapa (di antara
mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api
yang cemerlang. (QS. 37:10)
.
Allah memberikan kesempatan kepada syaitan untuk
mencuri-curi berita dari langit dan kemudian diberikan kepada manusia
pengikut syaitan di muka bumi. Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan
bahwa berita yang dicuri tersebut kemudian akan diberikan para wali
syaitan (kahin) yang menghamba kepada syaitan, dengan dibumbui
kebohongan untuk menipu manusia. Sebagaimana dalam Hadist tirmidzi yang
artinya
.
Telah menceritakan kepada kami Nashr bin
Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepada kami Abdul A’laa telah
menceritakan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Ali bin Husain dari
Ibnu Abbas berkata: Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam duduk
bersama beberapa sahabat beliau, ada bintang dilemparkan lalu bersinar,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bertanya: “Apa komentar kalian
untuk (hal) seperti ini dimasa jahiliyah saat kalian melihatnya?” mereka
menjawab: “Dulu kami mengatakan ada orang besar meninggal atau calon
orang besar lahir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
“Sebenarnya ia tidak dilemparkan karena kematian seseorang atau
kehidupan seseorang, tapi Rabb kita ‘azza wajalla bila memutuskan suatu
hal, para malaikat pemikul ‘arsy bertasbih lalu penghuni langit setelah
mereka bertasbih lalu para penghuni langit setelah mereka bertasbih
hingga tasbih sampai ke langit ini, penghuni langit keenam bertanya
kepada penghuni langit ketujuh: Apa yang difirmankan Rabb kalian? Lalu
mereka memberitahukannya, setelah itu penghuni setiap langit bertanya
hingga kabar sampai ke penghuni langit terendah. Setan-setan mencuri
dengar lalu mereka dilempari, lantas mereka menyampaikannya kepada
wali-wali mereka. Yang mereka bawa itu benar, tapi mereka merubah dan
menambah-nambahi.” Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Hadits ini
juga diriwayatkan dari Az Zuhri dari Ali bin Al Husain dari Ibnu Abbas
dari beberapa orang Anshar, mereka berkata: Kami pernah berada di dekat
nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam lalu Ibnu Abbas menyebut hadits serupa
dengan maknanya. Telah menceritakan kepada kami seperti itu Al Husain
bin Huraits telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah
menceritakan kepada kami Al Auza’i. (HR Tirmidzi – N0 : 3148)
.
Manusia yang beriman dilarang datang kepada dukun
atau para peramal dan mempercayai apa yang dikatakan oleh dukun atau
peramal tersebut. Maka berbagai ilmu perdukunan dalam bentuk buku,
tulisan atau langsung tatap muka, Umat Islam yang beriman tidak boleh
mempelajari dan mempercayainya.
Umat beriman telah diberi jalan lurus untuk selalu
beriman dan bertawakal(berserah diri), serta mohon perlindungan kepada
Allah SWT, dan tidak layak untuk mempelajari dan mempercayai
ramalan-ramalan yang dikeluarkan para dukun dan peramal, baik langsung
atau berupa tulisan-tulisan atau tayangan-tayangannya.
Perlu diketahui bahwa sifat malaikat itu selalu taat
kepada Allah, dan yang diperbuatnya selalu dengan perintah dan dengan
izin Allah semata. Mu’jizat, Karomah Allah berikan pada Nabi-Nabi dan
orang-orang shalih dengan seijinnya, dan turunnya mu’jizat dan karomah
atas kehendah Allah, datang kepada Nabi atau orang saleh pada
waktu-waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Allah.
Sedang hal-hal ghaib yang terjadi pada manusia yang
mereka itu jauh dari bertaat kepada Allah, yang datang kepada kahin dan
sebangsanya, hal yang demikian bukan sesuatu yang datang dari Allah,
mereka bukan dibantu oleh malaikat makhluq yang taat kepada Allah, namun
dibantu oleh makhluq selainnya, yang makluq-mahkluq itu membantu
manusia tapi mereka berkeinginan untuk membelokkan iman dan keyakinan
manusia, sehingga orang-orang yang mempercayainya dan yang telah
dibantunya jatuh kepada keyakinan yang sesat dan kepada perbuatan
musyrik, perbuatan dosa besar yang amat dibenci oleh Allah SWT.
.
3. Berteman dengan Makhluq yang Mencelakakan
.
Dalam beberapa ayatnya Allah SWT, menyampaikan
beberapa bahaya yang timbul bila manusia bersahabat dengan jin, sehingga
orang yang beriman dilarang berbuat hal yang mencelakakan dirinya
sendiri.
.
Dan bahwasannya ada beberapa orang
laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa
laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan. (QS. 72:6)
Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci
Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah
menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS. 34:41)
Akan Kami masukkan ke dalam hati
orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang
itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat
tinggal orang-orang yang zalim”. (QS. 3:151)
.
Jin hanya akan memberikan rasa was-was dan rasa
ketakutan kepada umat manusia. Sehingga dalam zaman ini seharusnya
manusia kembali ke jalan agama Allah dan tidak menekuni ilmu-ilmu
perdukunan. Apapun keuntungan yang dijanjikan dan diberikan oleh
syaitan, maka segala hal yang berkaitan dengan perbuatan syaitan akan
berakhir dengan dosa dan kesengsaraan.
Kaum saba telah hancur tatanan kehidupannya akibat
mereka menghamba kepada jin, dan berakhir dengan kehancuran secara fisik
akibat kelaian mereka. Bendungan yang dahulunya sebagai sumber
kemakmuran dan rahmat dari Allah telah hancur dan meluluh lantakkan
hunian fisik kehidupan kaum saba’ sebagimana firman Allah dalam surat
tersebut.
.
Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda
(kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan di sebelah kiri.(kepada mereka dikatakan):”Makanlah
olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhan-mu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya.(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhan-mu) adalah
Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS. 34:15)
Tetapi mereka berpaling, maka Kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun
mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit,
pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (QS. 34:16)
.
Kekafiran dan kedurhakaan kepada Allah telah menjamur
dalam hati kaum saba’, sehingga mereka tidak bersyukur dengan
nikmat-nikmat yang Allah berikan, tetapi mereka malah melakukan hal-hal
yang dilarang Allah dan durhaka kepada-Nya.
.
Dan sesungguhnya iblis telah dapat
membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka
mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. (QS. 34:20)
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap
mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang
beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu
tentang itu. Dan Tuhan-mu Maha Memelihara segala sesuatu. (QS. 34:21)
.
Kaum saba’
telah meninggalkan tuntunan para Nabi dan Rasul Allah dan kemudian
mereka lebih suka menekuni ilmu-ilmu yang dibujukkan oleh syaitan kepada
mereka, sehingga mereka menjadi terbelenggu kepada ilmu-ilmu yang
menyesatan dan mendapat kemurkaan Allah.
Dalam zaman modern seperti ini marilah manusia yang
dimuliakan Allah, lebih menempuh jalan lurus, jalan terang benderang,
jalan logis dan ilmiah, jalan-jalan berserah diri kepada Allah, jalan
Agama Islam yang bersih dan lurus kepada Allah SWT.
Dan jangan sekali-kali menempuh jalan kesesatan
sebagimana yang telah dilarang oleh Allah. Karena banyak sekali
jalan-jalan sesat yang dikemas secara tersamar dan menakjubkan, yang
menjadikan manusia merasa bangga untuk memiliki dan menguasinya. Padahal
semua itu sesuatu yang dimurkai oleh Allah. Dan pastilah jalan itu
pasti akan mencelakakan dan menyengsarakan diri-diri umat manusia di
dunia dan di akherat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar