Adalah Abdullah bin Umar ra, seorang sahabat nabi SAW yang kala itu masih remaja. Didalam sebuah mimpinya, dia berjumpa dengan dua malaikat. Tanpa berkata apa apa, dua malaikat itu memegang kedua tangannya dan membawanya ke neraka. Dalam mimpinya, neraka itu bagai sumur yang menyalakan api berkobar kobar. Luar biasa panasnya. Di dalam neraka itu, dia melihat orang orang yang telah dikenalnya. Mereka terpanggang dan menanggung siksa yang tiada tara pedihnya.
Menyaksikan neraka yang mengerikan dan menakutkan itu, Abdullah bin Umar seketika berdoa, “A’udzubillahi minannaazi. Aku berlindung kepada Allah dari api neraka.” Setelah itu, Abdullah bertemu dengan malaikat lain. Malaikat itu berkata, “Kau belum terjaga dari api neraka!”
Pagi harinya, Abdullah bin Umar menangis mengingat mimpi yang dialaminya. Lalu, dia pergi ke rumah Hafshah binti Umar, istri Rasulullah saw. Dia menceritakan perihal mimpinya itu dengan hati yang cemas. Setelah itu, Hafsah menemui Nabi SAW dan menceritakan mimpi saudara kandungnya itu pada beliau. Seketika itu, beliau bersabda, “Sebaik baik lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mau melakukan shalat malam!”
Mendengar sabda Nabi SAW itu, Hafshah bergembira. Dia langsung menemui adiknya, Abdullah bin Umar dan berkata,
“Nabi mengatakan bahwa kau adalah sebaik baik lelaki jika kau mau shalat malam. Dalam mimpimu itu, malaikat yang terakhir kau temui mengatakan bahwa kau belum terjaga dari api neraka. Itu karena kau tidak melakukan shalat tahajud. Jika kau ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah salat tahajud setiap malam. Jangan kau sia siakan waktu sepertiga malam; waktu di mana Allah Swt memanggil manggil hamba Nya; waktu ketika Allah mendengar doa hamba Nya.”
Sejak itu, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan shalat tahajud sampai akhir hayatnya. Bahkan, kerap kali dia menghabiskan waktu malamnya untuk shalat dan menangis di hadapan Allah Swt. Setiap kali mengingat mimpinya itu, dia menangis. Dia berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka.
Berikut ini adalah kabar kedahsyatan di Neraka. Naudzubillah jika
seseorang tidak percaya akan adanya syurga dan neraka. Atau Seseorang
yang merasa yakin kuat di Neraka karena hanya sebentar saja, padahal 1
hari sama dengan ribuan tahun sehingga dia bermalas-malas menuju taqwa.
Atau Seseorang yang yakin bahwa Allah Maha Penyayang kog, tidak mungkin
hamba-Nya sendiri kog disiksa dst dan berbagai pemikiran lainnya
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُوْنَ اَلْفَ زِمَامٍ مَعَ
كُلّ زِمَامٍ سَبْعُوْنَ اَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّوْنَهَا. مسلم 4: 2184
Dari ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Pada
hari itu Jahannam didatangkan, ia mempunyai tujuh puluh ribu kendali dan
setiap satu kendali dipegang oleh tujuh puluh ribu malaikat yang
menariknya”. [HR. Muslim juz 4 hal. 2184]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: نَارُكُمْ
هذِهِ الَّتِى يُوْقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِيْنَ جُزْءًا مِنْ
حَرّ جَهَنَّمَ. قَالُوْا: وَ اللهِ، اِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً يَا
رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: فَاِنَّهَا فُضّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَ
سِتّيْنَ جُزْءًا، كُلُّهَا مِثْلُ حَرّهَا. مسلم 4: 2184
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apimu ini,
yang dinyalakan oleh anak Adam (manusia) adalah sepertujuh puluh dari
panasnya Jahannam”. Para shahabat berkata, “Demi Allah,
meskipun begitu api ini sudah cukup (untuk memasak dll), ya
Rasulullah”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya panas api Jahannam itu
melebihi panasnya api ini dengan enam puluh sembilan bagian,
masing-masing panasnya sama dengan api ini”. [HR. Muslim juz 4 hal. 2184]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص
اِذْ سَمِعَ وَجْبَةً فَقَالَ النَّبِيُّ ص: تَدْرُوْنَ مَا هذَا؟ قَالَ:
قُلْنَا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: هذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ
فِى النَّارِ مُنْذُ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا، فَهُوَ يَهْوِى فِى النَّارِ،
اْلآنَ حَتَّى انْتَهَى اِلَى قَعْرِهَا. مسلم 4: 2184
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami dahulu sedang bersama
Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau mendengar suara benda jatuh, maka
beliau bertanya, “Tahukah kamu, suara apa ini ?”. (Abu Hurairah
berkata) Kami berkata, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Beliau
bersabda, “Itu adalah batu yang dilemparkan ke neraka sejak tujuh puluh
musim, ia meluncur turun di neraka, sekarang baru sampai di dasarnya”. [HR. Muslim juz 4 hal. 2184]
عَنِ اْلحَسَنِ قَالَ: قَالَ عُتْبَةُ بْنُ غَزْوَانَ: عَلَى
مِنْبَرِنَا هذَا مِنْبَرِ اْلبَصْرَةِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ
الصَّخْرَةَ اْلعَظِيْمَةَ لَتُلْقَى مِنْ شَفِيْرِ جَهَنَّمَ فَتَهْوِى
فِيْهَا سَبْعِيْنَ عَامًا. وَ مَا تُفْضِى اِلَى قَرَارِهَا. قَالَ: وَ
كَانَ عُمَرُ يَقُوْلُ: اَكْثِرُوْا ذِكْرَ النَّارِ، فَاِنَّ حَرَّهَا
شَدِيْدٌ. وَ اِنَّ قَعْرَهَا بَعِيْدٌ. وَ اِنَّ مَقَامِعَهَا حَدِيْدٌ.
الترمذى 4: 104
Dari Hasan, ia berkata : ‘Utbah bin
Ghazwan berkata di atas mimbar kita ini, yaitu mimbar Bashrah dari Nabi
SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya batu yang besar dilemparkan dari
bibir Jahannam, lalu jatuh di dalamnya tujuh puluh tahun belum sampai
dasarnya”. ‘Utbah berkata : ‘Umar berkata, “Perbanyaklah ingat kepada
neraka, karena sesungguhnya panasnya amat sangat, sesungguhnya dasarnya
sangat dalam dan sesungguhnya alat pemukulnya terbuat dari besi”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 104]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ عَنِ النَّبِيّ ص فِي قَوْلِهِ
(كَالْمُهْلِ) قَالَ: كَعَكَرِ الزَّيْتِ، فَاِذَا قَرَّبَهُ اِلَى
وَجْهِهِ سَقَطَتْ فَرْوَةُ وَجْهِهِ فِيْهِ. الترمذى 4: 105
Dari Abu Sa’id, dari Nabi SAW dalam menafsiri firman Allah
[Kalmuhli], beliau bersabda, “Seperti keruhnya minyak, lalu apabila
orang kafir mendekatkan air tersebut ke wajahnya, jatuhlah kulit
mukanya di dalamnya”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 105]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ
اْلحَمِيْمَ لَيُصَبُّ عَلَى رُءُوْسِهِمْ فَيَنْفُذُ اْلحَمِيْمُ حَتَّى
يَخْلُصَ اِلَى جَوْفِهِ، فَيَسْلِتَ مَا فِى جَوْفِهِ حَتَّى يَمْرُقَ
مِنْ قَدَمَيْهِ وَ هُوَ الصَّهْرُ، ثُمَّ يُعَادُ كَمَا كَانَ. الترمذى
4: 106
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya
air mendidih disiramkan diatas kepala mereka, lalu air yang mendidih
itu menembus hingga di perutnya, kemudian memotong-motong apa yang ada
di dalam perutnya, hingga keluar dari kedua telapak kakinya dalam
keadaan cair, kemudian dikembalikan seperti semula”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 106]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ عَنِ النَّبِيّ ص فِى قَوْلِهِ
(وَيُسْقى مِنْ مَآءٍ صَدِيْدٍ يَّتَجَرَّعُه) قَالَ: يُقَرَّبُ اِلَى
فِيْهِ فَيَكْرَهُهُ، فَاِذَا اُدْنِيَ مِنْهُ شَوَى
وَجْهَهُ وَ وَقَعَتْ فَرْوَةُ رَأْسِهِ. فَاِذَا شَرِبَهُ
قَطَّعَ اَمْعَاءَهُ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ دُبُرِهِ. يَقُوْلُ اللهُ
تَبَارَكَ وَ تَعَالَى (وَسُقُوْا مَآءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ
اَمْعَآءَهُمْ) وَ يَقُوْلُ (وَ اِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَآءٍ
كَاْلمُهْلِ يَشْوِى اْلوُجُوْهَ، بِئْسَ الشَّرَابُ، وَ سَآءَتْ
مُرْتَفَقًا). الترمذى 4: 106
Dari Abu Umamah, dari Nabi SAW dalam menafsiri firman Allah [Dia diberi minum dengan air bercampur nanah dan darah.
Dia akan meminumnya (QS. Ibrahim : 16-17)] Beliau bersabda, “Air yang
bercampur nanah itu didekatkan pada mulutnya, lalu ia membencinya.
Apabila nanah itu didekatkan kepadanya, maka nanah itu membakar mukanya
(karena panasnya) dan jatuhlah kulit kepalanya, apabila ia meminumnya,
maka memotong-motong ususnya hingga keluar dari duburnya”. Allah
berfirman, “Mereka diberi minuman dari air yang mendidih hingga
memotong-motong ususnya (QS. Muhamad : 15)). Dia berfirman, “Dan
apabila mereka minta tolong, niscaya akan ditolong dengan air yang
menyerupai minyak yang keruh yang memanggang muka, itulah seburuk-buruk
minuman, dan neraka itu seburuk-buruk tempat kediaman (QS. Al-Kahfi :
29)”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 106]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ:
(كَالْمُهْلِ) قَالَ: كَعَكَرِ الزَّيْتِ، فَاِذَا قُرّبَ اِلَيْهِ
سَقَطَتْ فَرْوَةُ وَجْهِهِ فِيْهِ.وَ بِهذَا اْلاِسْنَادِ عَنِ النَّبِيّ
ص قَالَ: لَسُرَادِقُ النَّارِ اَرْبَعَةُ جُدُرٍ كِثَفُ كُلّ جِدَارٍ
مَسِيْرَةُ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً. وَ بِهذَا اْلاِسْنَادِ عَنِ النَّبِيّ ص
قَالَ: لَوْ اَنَّ دَلْوًا مِنْ غَسَّاقٍ يُهْرَاقُ فِى الدُّنْيَا
َلأَنْتَنَ اَهْلُ الدُّنْيَا. الترمذى 4: 107
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda dalam
menafsiri firman Allah [Kalmuhli], “Seperti minyak yang keruh, apabila
didekatkan kepada mukanya, niscaya jatuhlah kulit mukanya di dalamnya”.
Dan dengan sanad ini pula, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh
yang mengelilingi neraka itu empat tembok tebal, setiap tembok itu
perjalanan empat puluh tahun”. Dan dengan sanad ini pula, dari Nabi
SAW, beliau bersabda, “Seandainya satu timba berisi nanah dari penghuni
neraka dituangkan di dunia niscaya penduduk dunia menjadi busuk
baunya”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 107]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَرَأَ هذِهِ
اْلآيَةَ (اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ
اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ) قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ اَنَّ قَطْرَةً
مِنَ الزَّقُّوْمِ قُطِرَتْ فِى دَارِ الدُّنْيَا َلاَفْسَدَتْ عَلَى
اَهْلِ الدُّنْيَا مَعَايِشَهُمْ، فَكَيْفَ بِمَنْ يَكُوْنُ طَعَامُهُ؟
الترمذى 4: 107
Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya Rasulullah SAW membaca ayat ini
(Bertaqwalah kepada Allah dengan taqwa yang sebenar-benarnya dan
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam). Rasulullah
SAW bersabda, “Sungguh seandainya satu tetes dari pohon zaqqum
dijatuhkan di dunia, niscaya merusak penghidupan penghuni dunia, lalu
bagaimana dengan orang yang pohon zaqqum menjadi makanannya ?”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 107]
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
يُلْقَى عَلَى اَهْلِ النَّارِ اْلجُوْعُ فَيَعْدِلُ مَا هُمْ فِيْهِ مِنَ
اْلعَذَابِ فَيَسْتَغِيْثُوْنَ فَيُغَاثُوْنَ بِطَعَامٍ مِنْ ضَرِيْعٍ،
لاَ يُسْمِنُ وَ لاَ يُغْنِى مِنْ جُوْعٍ، فَيَسْتَغِيْثُوْنَ
بِالطَّعَامِ فَيُغَاثُوْنَ بِطَعَامٍ ذِى غُصَّةٍ، فَيَذْكُرُوْنَ
اَنَّهُمْ كَانُوْا يُجِيْزُوْنَ اْلغُصَصَ فِى الدُّنْيَا بِالشَّرَابِ
فَيَسْتَغِيْثُوْنَ بِالشَّرَابِ فَيُدْفَعُ اِلَيْهِمُ اْلحَمِيْمُ
بِكَلاَلِيْبِ اْلحَدِيْدِ. فَاِذَا دَنَتْ مِنْ وُجُوْهِهِمْ شَوَتْ
وُجُوْهَهُمْ فَاِذَا دَخَلَتْ بُطُوْنَهُمْ قَطَّعَتْ مَا فِى
بُطُوْنِهِمْ. فَيَقُوْلُوْنَ: اُدْعُوْا خَزَنَةَ جَهَنَّمَ.
فَيَقُوْلُوْنَ: (اَلَمْ تَكُ تَأْتِيْكُمْ رُسُلُكُمْ بِاْلبَيّنتِ
قَالُوْا بَلى، قَالُوْا فَادْعُوْا وَ مَا دُعَآءُ اْلكفِرِيْنَ اِلاَّ
فِيْ ضَللٍ) قَالَ: فَيَقُوْلُوْنَ: اُدْعُوْا مَالِكًا. فَيَقُوْلُوْنَ
(يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ) قَالَ: فَيُجِيْبُهُمْ
(اِنَّكُمْ مَاكِثُوْنَ) قَالَ: اْلاَعْمَشُ: نُبّئْتُ اَنَّ بَيْنَ
دُعَائِهِمْ وَ بَيْنَ اِجَابَةِ مَالِكٍ اِيَّاهُمْ اَلْفَ عَامٍ. قَالَ:
فَيَقُوْلُوْنَ: اُدْعُوْا رَبَّكُمْ. فَلاَ اَحَدَ خَيْرٌ مِنْ
رَبّكُمْ. فَيَقُوْلُوْنَ: (رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَ
كُنَّا قَوْمًا ضَالّيْنَ، رَبَّنَا اَخْرِجْنَا مِنْهَا فَاِنْ عُدْنَا
فَاِنَّا ظلِمُوْنَ) قَالَ: فَيُجِيْبُهُمْ (اِخْسَئُوْا فِيْهَا وَ لاَ
تُكَلّمُوْنِ) قَالَ: فَعِنْدَ ذلِكَ يَئِسُوْا مِنْ كُلّ خَيْرٍ وَ
عِنْدَ ذلِكَ يَأْخُذُوْنَ فِى الزَّفِيْرِ وَ اْلحَسْرَةِ وَ اْلوَيْلِ.
الترمذى 4: 108
Dari Abud Darda’, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Lapar
dicampakkan kepada penghuni neraka, maka siksa lapar membandingi siksa
lain yang telah menimpa mereka, lalu mereka minta tolong, maka ditolong
dengan makanan berupa pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan
tidak menghilangkan lapar, lalu minta tolong untuk diberi makanan lagi,
maka ditolong dengan makanan yang tersendat di kerongkongan, lalu
mereka menyebutkan bahwasanya mereka dahulu di dunia apabila makanan
tersendat di kerongkonan lalu mengikutinya dengan minum, lalu mereka
minta tolong untuk diberi minuman, maka air yang mendidih diserahkan
kepada mereka dengan penyapit besi. Apalagi bila air panas itu dekat
dengan muka mereka, niscaya membakar wajah mereka, apabila air itu
masuk di perut mereka, niscaya air itu memotong-motong apa yang ada di
perut mereka, lalu mereka berkata, “Mintalah kepada para penjaga neraka
Jahannam”. Kemudian penjaga Jahannam berkata, “Apakah para Rasul tidak
datang kepadamu dengan membawa keterangan ?”. Mereka menjawab,
“Sudah”. Para penjaga Jahannam berkata, “Mintalah, dan tiada permintaan
orang-orang kafir kecuali dalam kesesatan (QS. Al-Mu’min : 50)”. Nabi
SAW bersabda : Mereka berkata, “Mintalah kepada malaikat Malik !”.
Mereka berkata, “Hai Malik, mintakanlah kepada Tuhanmu agar Dia
mematikan kami !”. Beliau SAW bersabda : Malaikat menjawab,
“Sesungguhnya kamu tetap hidup terus (QS. Az-Zukhruf : 77)”. Al-A’masy
berkata : Aku diberitahu bahwa jarak waktu antara permintaan mereka dan
antara jawaban Malik kepada mereka adalah seribu tahun. Beliau SAW
bersabda : Mereka berkata, “Mintalah Tuhanmu, karena tidak ada
seorangpun yang lebih baik daripada Tuhanmu !”. Lalu mereka berkata,
“Wahai Tuhan kami, nasib buruk telah mendahului kami dan sungguh kami
kaum yang tersesat. Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari neraka,
lalu jika kami kembali (dalam kesesatan), sungguh kami orang-orang yang
dhalim”. Beliau bersabda : Allah menjawab mereka, “Pergilah padanya
dan jangan bicara kepada-Ku (QS. Al-Mu’minuun : 106-108)”. Beliau
bersabda : Pada saat itu mereka putus asa dari segala usaha yang dapat
menyelamatkan mereka dan pada saat itu pula mereka memulai dalam suara
yang keras, penyesalan dan kecelakaan”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 108]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ:
(وَ هُمْ فِيْهَا كَالِحُوْنَ) قَالَ: تَشْوِيْهِ النَّارُ فَتَقَلَّصُ
شَفَتُهُ اْلعُلْيَا حَتَّى تَبْلُغَ وَسَطَ رَأْسِهِ وَ تَسْتَرْخِى
شَفَتُهُ السُّفْلَى حَتَّى تَضْرِبَ سُرَّتَهُ. الترمذى
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Para
penghuni neraka di neraka bermuka muram”. Beliau bersabda, “Mukanya
dibakar api neraka, lalu bibirnya yang atas tersingsing hingga sampai
di tengah kepalanya dan bibirnya yang bawah turun hingga menghantam
pusarnya”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 109]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اُوْقِدَ
عَلَى النَّارِ اَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى احْمَرَّتْ ثُمَّ اُوْقِدَ عَلَيْهَا
اَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ ثُمَّ اُوْقِدَ عَلَيْهَا اَلْفَ سَنَةٍ
حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ. الترمذى 4: 110
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Dinyalakan
atas neraka Jahannam seribu tahun hingga menjadi merah, kemudian
dinyalakan atasnya seribu tahun sehingga menjadi putih, kemudian
dinyalakan atasnya seribu tahun sehingga menjadi hitam, lalu neraka
Jahannam itu hitam pekat”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 110]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اشْتَكَتِ النَّارُ اِلَى رَبّهَا وَ قَالَتْ: اَكَلَ بَعْضِى بَعْضًا،
فَجَعَلَ لَهَا نَفَسَيْنِ: نَفَسًا فِى الشّتَاءِ وَ نَفَسًا فِى
الصَّيْفِ. فَاَمَّا نَفَسُهَا فِى الشّتَاءِ فَزَمْهَرِيْرٌ. وَ اَمَّا
نَفَسُهَا فِى الصَّيْفِ فَسَمُوْمٌ. الترمذى 4: 111
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Neraka mengadu kepada Tuhannya dan berkata, “Sebagian aku memakan
bagian yang lain”. Lalu Allah menjadikan baginya dua nafas, satu nafas
di musim dingin, dan nafas yang lain di musim panas. Adapun nafasnya di
musim dingin adalah sangat dingin, adapun nafasnya di musim panas
adalah angin yang panas”. [HR. Tirmidzi juz 4 hal. 111]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar