Sabtu, 23 Agustus 2014

KEBIADABAN SYIAH DI SYRIA



Berikut adalah poin-poin sebagian kebiadaban syi’ah la’natullah di Suriah, yang disebutkan oleh seorang ulama Doktor bidang Aqidah asal Suriah melalui Radio Rodja dan diterjemahkan oleh Ust.Firanda Hafizhahullah, beserta fakta-fakta dari sumber lainnya :
- Pasukan syiah mengumpulkan anak-anak dan mencabuti kuku-kuku anak-anak tersebut didepan orangtua2 mereka, seraya berkata: “jika kalian tidak bisa memberikan keturunan yang bagus, hayo datangkan istri-istri kalian biar kami setubuhi…
- Memasukkan racun ke saluran PAM.
- Mengebom perkampungan ahlussunnah.
- Memperkosa gadis 8 tahun.

- Memperkosa wanita, kemudian mencincang tubuhnya, ada juga yg dipanggang.
- Mencabut bulu kemaluan wanita di depan suaminya, hingga suami gila tak tahan dihinakan.
- Menembaki para pemuda, memotong tubuhnya, meletakannya di depan rumah keluarganya, lantas meminta ongkos pelurunya.
- Menyodomi para pemuda.
- Ahlussunah dipaksa sujud dan menyembah pada foto bashar.
- Seorang ibu dipaksa mengganti nama anaknya dari abdulloh menjadi abdulbashar.
- Tahanan kehausan disuruh mangap, lalu mulutnya dikencingi.
- Al-Quran dibolongin dengan dicolok-colok pakai rokok.
- Al-Quran juga jadi target latihan tembak menembak tentara.
- Ketika disiksa ada yang teriak “Allahu Akbar” maka mereka membentak dengan mengatakan “Rabbmu sudah lama mati, “ucapkan Basharu Akbar”.
- Satu wanita digilir oleh 20 tentara syi’ah di depan suaminya.
- Gadis2 diperkosa di depan orang tuanya.
- Pemuda dipotong alat kelaminnya, kemudian dihinakan di depan dokter wanita sunni.
- Seorang tua renta diseret dengan jenggotnya dan dipukuli.
- Seorang pemuda ditebas setengah wajahnya hingga lepas mulut dan rahangnya, dan masih sempat hidup beberapa lama.
Masih banyak lagi kebiadaban syiah la’natullah yg tidak bisa disebutkan semuanya..
(copas status ukhti: Annisaa Fahmi Sayekti dan lainnya)
Sumber: https://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/276419082432568

THIS IS NOT A MOVIE TRAILER.. THIS IS NOT HOLLYWOOD.. THIS IS SYRIA BLOOD… (Live from Syria)
http://www.youtube.com/watch?v=oGtRiCjWmr8

Bila thaghut disembah…
Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Ada orang masuk Surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk Neraka karena seekor lalat pula. Para sahabat bertanya, Bagaimana hal itu, ya Rasulullah? Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menjawab, Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban.
Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut, “Persembahkanlah kurban kepadanya!” Dia menjawab, “Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya. Mereka pun berkata lagi, “Persembahkan sekalipun seekor lalat.” Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanannya. Maka dia masuk Neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain, “Persembahkanlah kurban kepadanya!” Dia menjawab, “Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah.” Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya, orang ini masuk Surga”. (Hadits riwayat Imam Ahmad)
Hadits tsb dalam kitab az Zuhd hal.15 dan al Hilyah 1/203, keduanya mauquf kepada Sulaiman dan Salman, yg pertama dalam az Zuhd dan yg kedua dalam al Hilyah. Yang kedua ini keliru krn al Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Ta’jil al Manfa’ah, “Sulaiman bin Maisarah al Ahmasi dari Thariq bin Syihab, darinya al A’masy dan Habib bin Abu Tsabit, ia dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Ma’in. Ibnu Hibban berkata dalam Tsiqat at Tabi’in, “Dia meriwayatkan dari Thariq bin Syihab, dia adalah shahabat.” Ibnu Khalfun berkata dalam ats Tsiqat, “Dia dinyatakan tsiqah oleh al Ijli, Yahya dan an Nasa’i.”
Syaikh Furaih bin Shalih al Bahlal mengatakan mengenai hadits tersebut dalam kitabnya ‘Takhrij Ahadits Muntaqadah fi Kitab at Tauhid (Takhrij pembelaan atas sejumlah hadits2 yang dipermasalahkan oleh sebagian kalangan dalam Kitab Tauhid):
“Isnadnya adalah SHAHIH, tetapi mauquf pada Salman al Farisi radhiyallahu anhu. Adapun Sulaiman yang disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad, maka itu adalah salah tulis karena dua hal:
Pertama: Abu Nu’aim dan Ibnu Abi Syaibah sepakat bahwa dia adalah “SALMAN”.
Kedua: Bahwasanya Thariq bin Syihab disebutkan sebagai salah seorang diantara perawi yang meriwayatkan dari Salman, sebagaimana dalam biografinya dan biografi Salman sendiri, dalam Tahdzib al Kamal, milik Imam al Mizzi, dan dia tidak menyebutkan Sulaiman.
Syaikh Muhammad sendiri (penulis Kitab Tauhid) tidak menyebutkan Salman maupun Sulaiman. Penulis menjadikannya Marfu’, dimana dia berkata, “Dan dari Thariq bin Syihab, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda….” Kemudian beliau menisbatkannya kepada Imam Ahmad.”
Wallahu a’lam.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1993829382716&set=a.1006164771718.685.1752889223&type=1

Akibat kekejaman Syiah Syria…seorang anak remaja tidak memiliki mulut lagi…
www.youtube.com
Video penghancuran masjid2 dan mushaf2 AL Qur’an di Syira oleh agama Syi’ah la’natullah…
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=YLlWl5mPuLk

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1993890824252&set=a.1006164771718.685.1752889223&type=1

Milisi Syiah Hautsi membakar 3000 Al-Qur’an dan menutup 20 masjid di Yaman

Bantulah Saudaramu Disana
Keadilan untuk Orang Syiah

Ulama Al-Azhar Fatwakan Presiden Suriah Bashar Al-Assad Wajib Dibunuh
Ulama di Al-Azhar, lembaga tertinggi di dunia Muslim Sunni, telah mengeluarkan fatwa yang menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Suriah Bashar Al-Assad atas kematian ribuan warga sipil dalam penumpasan mematikan terhadap aksi protes anti-rezim.
“Bashar Al-Assad sang pembunuh harus dibunuh,” kata Nasr Farid Washil, mantan Mufti Mesir, di surat kabar milik Partai Kebebasan dan Keadilan pada hari Rabu kemarin, 14 Maret.
“Dia (Assad) yang melepaskan sebuah peluru melawan rakyatnya sendiri harus dikutuk dan seorang penjahat perang yang wajib dihukum.”
Lebih dari 8.000 rakyat Suriah telah tewas dalam aksi protes menuntut diakhirinya 11-tahun pemerintahan Assad oleh tindakan keras mematikan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Assad.
Para ulama Al-Azhar sepakat menyerukan pembunuhan Assad terkait atas pertumpahan darah warga sipil yang terjadi setiap hari di Suriah.
“Membunuh Bashar Al-Assad adalah suatu keharusan setelah ia menumpahkan darah rakyatnya dan memperkosa para wanita mereka sendiri,” kata Dr Hasyim Islam, seorang anggota komite Fatwa Al-Azhar.
Dia menekankan bahwa Islam melarang pembunuhan manusia tanpa alasan yang syari.
“Kejahatan yang dilakukan oleh Bashar Al-Assad sang pembunuh dilarang oleh Islam dan tindakannya tersebut tidak akan mewujudkan keamanan,” tegasnya.
Syaikh Abdul-Munim Al-Bari, mantan pimpinan front ulama Al-Azhar juga setuju dengan fatwa Assad wajib dibunuh.
“Presiden Suriah Bashar Al-Assad harus dibunuh karena membantu pembantaian brutal yang dilakukan terhadap warga sipil di Suriah,” ujarnya.
Al-Bari, yang juga mantan anggota komite Fatwa Al-Azhar, mengatakan bahwa kejahatan Assad melanggar semua norma agama dan manusia.
“Dia layak mendapat hukuman dengan cepat.”(fq/oi)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/ulama-al-azhar-fatwakan-presiden-suriah-bashar-al-assad-wajib-dibunuh.htm


Tanpa putus asa melihat dunia yang seakan diam atas dua tahun konflik di negara mereka, warga Suriah bertahan dari kekejaman rezim Syiah dengan mengandalkan iman Islam mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari perang mematikan yang telah merenggut ribuan nyawa.
“Apa yang bisa dirasakan setiap orang, melihat begitu banyak mayat?” Ahmad (20), seorang pejuang Sunni, mengatakan kepada Olly Lambert, pembuat film dokumenter tentang konflik Suriah untuk seri PSB FRONTLINE dan Channel 4 Inggris, seperti dilansir OnIslam pada Ahad (14/4/2013).
“Kami tidak bisa melakukan apa-apa – tidak ada orang yang mendukung kami, … Tidak ada kekuatan, kecuali yang datang dari Allah.”
Ahmad adalah seorang Muslim Sunni dari lembah sungai Orontes. Ia telah membelot dari kepolisian rezim untuk bergabung dengan pejuang melawan Presiden diktator Suriah, Bashar Al-Assad.
“Aku dibesarkan di lembah ini,” kata Ahmad dalam film dokumenter “Suriah: Across Lines“, yang akan ditayangkan pada hari Rabu (17/4).
“Dulu kami dan Syiah sudah seperti saudara,” katanya, menggenggam AK-47 miliknya yang berharga dan tak pernah ia lepaskan.
Alawit Syiah adalah pendukung setia diktator Assad dan rezimnya.
“Jika Alawit Syiah ingin melawan kami, maka kami akan merespon – dengan kekuatan yang mematikan,” kata Ahmad.
Setelah lebih dari dua tahun pertumpahan darah, warga Suriah semakin biasa mendefinisikan diri mereka sendiri dan orang lain (musuh) dalam hal identitas etnis atau agama mereka. Alawit Syiah terlihat semakin menampakkan wajah asli mereka.
Di desa yang dikuasai para pejuang Suriah, di sepanjang sisi lembah Sunni, masjid-masjid dipenuhi dengan orang-orang yang berbicara secara terbuka tentang apa yang para Sunni rasakan.
Sementara di sisi lain lembah, terdapat batas pos pemeriksaan pemerintah, semua diawaki oleh tentara rezim, diatur untuk memegang garis depan melawan apa yang mereka sebut “geng bersenjata” dan “teroris”.
Di sana terdapat desa Syiah.
Mahmoud merupakan salah satu anggota dari kelompok Alawit Syiah yang membentuk “Komite Rakyat”, sebuah istilah baru bagi syiah pro-Assad.
Mahmoud secara terang-terangan mengatakan telah menembak mati seorang pejuang Sunni dalam bentrokan baru-baru ini.
“Darahnya mengalir di pintu,” katanya, menyeringai puas.
Lebih dari 70.000 orang telah tewas dalam lebih dari dua tahun pertempuran antara pasukan brutal Syiah, yang mendukung diktator Assad, dan warga Sunni, dengan para pejuangnya yang berjihad melawan kekejaman para Syiah
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/15/senjata-warga-suriah-untuk-bertahan-dari-kekejaman-rezim-syiah-adalah-iman.html#sthash.w8DOIjPR.dpuf
Tanpa putus asa melihat dunia yang seakan diam atas dua tahun konflik di negara mereka, warga Suriah bertahan dari kekejaman rezim Syiah dengan mengandalkan iman Islam mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari perang mematikan yang telah merenggut ribuan nyawa.
“Apa yang bisa dirasakan setiap orang, melihat begitu banyak mayat?” Ahmad (20), seorang pejuang Sunni, mengatakan kepada Olly Lambert, pembuat film dokumenter tentang konflik Suriah untuk seri PSB FRONTLINE dan Channel 4 Inggris, seperti dilansir OnIslam pada Ahad (14/4/2013).
“Kami tidak bisa melakukan apa-apa – tidak ada orang yang mendukung kami, … Tidak ada kekuatan, kecuali yang datang dari Allah.”
Ahmad adalah seorang Muslim Sunni dari lembah sungai Orontes. Ia telah membelot dari kepolisian rezim untuk bergabung dengan pejuang melawan Presiden diktator Suriah, Bashar Al-Assad.
“Aku dibesarkan di lembah ini,” kata Ahmad dalam film dokumenter “Suriah: Across Lines“, yang akan ditayangkan pada hari Rabu (17/4).
“Dulu kami dan Syiah sudah seperti saudara,” katanya, menggenggam AK-47 miliknya yang berharga dan tak pernah ia lepaskan.
Alawit Syiah adalah pendukung setia diktator Assad dan rezimnya.
“Jika Alawit Syiah ingin melawan kami, maka kami akan merespon – dengan kekuatan yang mematikan,” kata Ahmad.
Setelah lebih dari dua tahun pertumpahan darah, warga Suriah semakin biasa mendefinisikan diri mereka sendiri dan orang lain (musuh) dalam hal identitas etnis atau agama mereka. Alawit Syiah terlihat semakin menampakkan wajah asli mereka.
Di desa yang dikuasai para pejuang Suriah, di sepanjang sisi lembah Sunni, masjid-masjid dipenuhi dengan orang-orang yang berbicara secara terbuka tentang apa yang para Sunni rasakan.
Sementara di sisi lain lembah, terdapat batas pos pemeriksaan pemerintah, semua diawaki oleh tentara rezim, diatur untuk memegang garis depan melawan apa yang mereka sebut “geng bersenjata” dan “teroris”.
Di sana terdapat desa Syiah.
Mahmoud merupakan salah satu anggota dari kelompok Alawit Syiah yang membentuk “Komite Rakyat”, sebuah istilah baru bagi syiah pro-Assad.
Mahmoud secara terang-terangan mengatakan telah menembak mati seorang pejuang Sunni dalam bentrokan baru-baru ini.
“Darahnya mengalir di pintu,” katanya, menyeringai puas.
Lebih dari 70.000 orang telah tewas dalam lebih dari dua tahun pertempuran antara pasukan brutal Syiah, yang mendukung diktator Assad, dan warga Sunni, dengan para pejuangnya yang berjihad melawan kekejaman para Syiah
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/15/senjata-warga-suriah-untuk-bertahan-dari-kekejaman-rezim-syiah-adalah-iman.html#sthash.w8DOIjPR.dpuf
Tanpa putus asa melihat dunia yang seakan diam atas dua tahun konflik di negara mereka, warga Suriah bertahan dari kekejaman rezim Syiah dengan mengandalkan iman Islam mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari perang mematikan yang telah merenggut ribuan nyawa.
“Apa yang bisa dirasakan setiap orang, melihat begitu banyak mayat?” Ahmad (20), seorang pejuang Sunni, mengatakan kepada Olly Lambert, pembuat film dokumenter tentang konflik Suriah untuk seri PSB FRONTLINE dan Channel 4 Inggris, seperti dilansir OnIslam pada Ahad (14/4/2013).
“Kami tidak bisa melakukan apa-apa – tidak ada orang yang mendukung kami, … Tidak ada kekuatan, kecuali yang datang dari Allah.”
Ahmad adalah seorang Muslim Sunni dari lembah sungai Orontes. Ia telah membelot dari kepolisian rezim untuk bergabung dengan pejuang melawan Presiden diktator Suriah, Bashar Al-Assad.
“Aku dibesarkan di lembah ini,” kata Ahmad dalam film dokumenter “Suriah: Across Lines“, yang akan ditayangkan pada hari Rabu (17/4).
“Dulu kami dan Syiah sudah seperti saudara,” katanya, menggenggam AK-47 miliknya yang berharga dan tak pernah ia lepaskan.
Alawit Syiah adalah pendukung setia diktator Assad dan rezimnya.
“Jika Alawit Syiah ingin melawan kami, maka kami akan merespon – dengan kekuatan yang mematikan,” kata Ahmad.
Setelah lebih dari dua tahun pertumpahan darah, warga Suriah semakin biasa mendefinisikan diri mereka sendiri dan orang lain (musuh) dalam hal identitas etnis atau agama mereka. Alawit Syiah terlihat semakin menampakkan wajah asli mereka.
Di desa yang dikuasai para pejuang Suriah, di sepanjang sisi lembah Sunni, masjid-masjid dipenuhi dengan orang-orang yang berbicara secara terbuka tentang apa yang para Sunni rasakan.
Sementara di sisi lain lembah, terdapat batas pos pemeriksaan pemerintah, semua diawaki oleh tentara rezim, diatur untuk memegang garis depan melawan apa yang mereka sebut “geng bersenjata” dan “teroris”.
Di sana terdapat desa Syiah.
Mahmoud merupakan salah satu anggota dari kelompok Alawit Syiah yang membentuk “Komite Rakyat”, sebuah istilah baru bagi syiah pro-Assad.
Mahmoud secara terang-terangan mengatakan telah menembak mati seorang pejuang Sunni dalam bentrokan baru-baru ini.
“Darahnya mengalir di pintu,” katanya, menyeringai puas.
Lebih dari 70.000 orang telah tewas dalam lebih dari dua tahun pertempuran antara pasukan brutal Syiah, yang mendukung diktator Assad, dan warga Sunni, dengan para pejuangnya yang berjihad melawan kekejaman para Syiah
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/15/senjata-warga-suriah-untuk-bertahan-dari-kekejaman-rezim-syiah-adalah-iman.html#sthash.w8DOIjPR.dpuf
Pada tanggal 14 Juni, pasukan Basyar mengitari Jisr Al-Shughour dengan formasi 3000 tentara dan 300 tank, untuk menggerebek kota pada keesokan harinya, yaitu tanggal 15 Juni.
Berita bocoran terakhir dari kota tersebut adalah, hampir 30 orang dibunuh dan dikubur di Pabrik Gula, kemudian di atasnya dilapisi semen. Hari-hari berikutnya hingga 28 Juni, berita mengenai peristiwa di Jisr Al-Shughour ditutup-tutupi dari dunia. Berita tersebut mulai bocor ke luar, 13 hari kemudian. Tepatnya tanggal 28 Juni, ketika tentara Assad meninggalkan kota itu untuk menggerebek kota lain.
Pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2011, para jenderal Assad membunuh kurang lebih 30 pemuda dan menguburkannya di Pabrik Gula, lalu melapisinya dengan semen. Tapi saat malam tiba, para jenderal itu tidak menemukan tempat yang lebih baik untuk tidur dan menginap kecuali Pabrik Gula ini, sehingga merekapun memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai markas selama operasi penyerangan kota.
Untuk menghidupkan situasi, sebuah ide sadis melintas di benak para jenderal itu. Mereka ingin beberapa budak Sunni telanjang untuk hiburan!
Mereka memerintahkan menangkap gadis-gadis tercantik di kota bernama Aisyah, sebanyak kurang lebih 20 orang gadis.
“Pertama kali kami memasuki pabrik, kami ditelanjangi dan menjadi sasaran pelecehan serta pemukulan, kemudian para jenderal itu memerintahkan tentaranya untuk berhenti memukul karena mereka ingin menikmati daging putih bersih kami,” kata Aisyah.
“Setelah beberapa hari, saya pasrah tentang perkosaan tersebut. Sudah menjadi bagian dari hidup saya. Tapi jika menggunakan tubuh saya dan sayapun menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam serta menghidangkan teh dan kopi, setidaknya mereka memakaikan selembar baju di tubuh saya. Saya benci menjadi budak telanjang. Saya hanya berharap mereka menutupi tubuh saya,” kata Aisyah.
“Pelecehan ditujukan pada nama Aisyah. Maka ketika para jenderal itu kembali dari peperangan, mereka memerintahkan kami berbaris dan menjilati sepatu booth mereka sampai bersih sebagai rasa terimakasih pada mereka. Mereka bilang, mereka akan membunuh pemberontak dan melindungi kami dari pemerkosaan. Mereka biasa mengatakan, “Aisyah….. Kemari. Jilati booth-ku”, “Aisyah….. Bawa kopiku”, “Aisyah….. Siapa Allah-mu sekarang?” dan hal-hal sangat buruk lainnya,” kata Aisyah.
“Saya sudah tahu apa yang akan terjadi sejak diberitahu bahwa yang ditangkap adalah gadis-gadis cantik yang muda. Tapi saya tidak pernah tahu mereka memilih kami karena nama kami sampai keesokan harinya saat mereka mulai memanggil kami semua, Aisyah, dan melecehkan kami dengan berbagai cara yang mungkin, barulah kami mengerti apa yang mereka inginkan” kata Aisyah.
“Hari pertama dia menyuntikkan sesuatu ke kaki saya hingga kami tidak mampu berdiri. Saya berharap dia membunuh saya saja malam itu, namun mereka tidak pernah menyuntik kami lagi.”
“Pada hari ke-3 mereka membunuh salah satu gadis yang melawan salah seorang tentara itu. Mereka memotong putingnya karena dia menentangnya. Lalu kami tahu dari pembicaraan para tentara itu bahwa mereka memperkosanya kemudian membunuhnya dan menguburnya bersama ‘yang lainnya’ di bawah pabrik! Ini untuk menakuti para gadis agar tidak ada lagi yang berpikir untuk menentangnya,” kata saksi mata yang selamat.
“Kami takut, kami membahagiakan mereka, dan kami memuaskan seksual mereka bahkan di depan umum. Mereka ‘main’ dengan kami bahkan di atas meja saat mereka sedang merencanakan bagaimana memindahkan tank-tank mereka untuk menghancurkan kota kami. Satu-satunya yang biasa membuat kami nyaman adalah saat kami memasak untuk mereka. Tentu saja kami dilarang saling berbicara ataupun saling melihat. Tapi kami menikmati makanan enak sejak kami memasaknya,” kata Aisyah.
“Setelah hari ke-10, mereka bangun dan menghilang begitu saja. Kami telanjang. Kami sendirian di pabrik. Kami tidak berani kabur. Kami tidak berani saling bertanya apakah kami sudah boleh saling berbicara atau tidak. Kami benar-benar takut. Lalu beberapa pria dari desa kami datang dan menyelamatkan kami” kata Aisyah.
“Alhamdulillah, saya telah keguguran dan dapat berjalan lebih baik sekarang. Saya masih ingat wajah-wajah mereka, nama-nama mereka dan kota-kota asal mereka. Saya bersumpah akan membalas dendam. Hanya kakak (laki-laki) saya yang tahu cerita keseluruhannya, yang tidak mungkin saya paparkan kepada keluarga saya karena mereka tidak akan lagi mengakui saya sebagai anak mereka setelah orang Syiah memperkosa saya. Tidak ada pria akan menikahi saya karena saya seorang budak. Saya akan mencoba mengubah nama saya dan tidak akan ada seorangpun mengenal saya,” kata Aisyah.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/11/08/24589-kisah-kekejaman-pasukan-syiah-nushairiyah-terhadap-aisyah-di-pabrik-gula-suriah.html#sthash.cqKlh5L8.dpuf

Tidak ada komentar: