Rabu, 27 Agustus 2014

Perkerjan Yang Baik , akan mendapatkan Rezeki yang baik .....



Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qudha'i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, nescaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat dalam keadaan lapar, dan pulang dalam keadaan kenyang" ( Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qudha'i dan Al-Baghawi )


Pekerjaan yang baik akan menghasilkan Rezeki yang baik pula , dan pkerjaan yang buruk maka akan menghasilkan Rezeki yang buruk pula . masalah Rezeki jarang di pikirkan dan direnungkan oleh banyak orang .Mereka terkadang terbawa dengan rutinitas keseharian Berangkat pagi dan pulang petang , tanpa memikirkan apakah sebetulnya pekerjaan yang ia lakukan di kantor , pasar maupun tempat-tempat lain itu baik atau tidak .

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau di masjid seraya berkata, 'Aku tidak mau bekerja sedikitpun, sampai rezekiku datang sendiri'. Maka beliau berkata, 'Dia adalah lelaki yang tidak mengenal ilmu.

Dan beliau bersabda. : Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, nescaya Allah memberimu rezeki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung, berangkat pada waktu pagi dalam keadaan lapar dan pulang petang hari dalam keadaan kenyang".

Dalam hadits tersebut dikatakan, burung-burung itu berangkat pada waktu pagi dan pulang petang hari dalam rangka mencari rezeki.

Selanjutnya Imam Ahmad berkata, 'Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita'. (Dinukil dari Fathul Bari, 11/305-306)


Padahal pekerjaan yang baik adalah rezeki yang baik yang diberikan Allah pada kita , dan sedangkan rezeki yang tidak baik adalah yang diberikan oleh syaitan .

Bagaimana pekrjaan yang baik menurut islam ? perkerjaan yang menjadi rezeki yang baik adalah perkerjaan yang tidak menjauhkan dirinya dari ibdah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala .Bisa Saja waktunya ia mengerjakan pekerjaan tersebut padat .Namun tidak menjadi masalah jika ia meninggalkan untuk shalat atau acara rapat kerohanian .Seseorang yang sibuk ( Atau meyibukan diri ?) dengan pekerjaanya sehingga ia tidak bsa melakukan ibadah ( Bukan karena malas beribadah ) maka pekerjaan tersebut musibah baginya .Ia harus segera keluar kalau tidak bisa memperbaiki pola kerjaannya .Memang bekerja suatu kewajiban yang diperintahkan agama , terutama bagi laki-laki . Tapi kewajiban ibadah lehih diprioritaskan sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Mencai pekerjaan yang halal adalah wajib , setelah kewajiban -kewajiban ibadah ." ( HR.Ahmad )

Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :"Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)"( HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya. Jika kamu tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu" [Lihat, Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Bayanul Iman wal Islam wa Ihsan no.5 (9), 1/39]

Al-Mulla Ali Al-Qari berkata ; ‘Maknanya, jadikanlah hatimu benar-benar sepenuhnya (berkosentrasi) untuk beribadah kepada Tuhamnu" [Murqatul Mafatih, 9/26. Lihat pula, Tuhfatul Ahwadzi, di dalamnya disebutkan : Kosongkanlah (hatimu) dari urusan-urusanmu untuk menta’atiKu" 7/140]

Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda."Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)


Agar orang dapat berbahagia dan memiliki rezeki yang baik dalam bekerja harus memiliki lima hal .

1. Istighfar dan Taubat

Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

Hasan al-Bashri salah seorang pemuka di kalangan tabi’in selalu menganjurkan banyak istighfar kepada siapa saja yang datang kepadanya ketika mengadu tentang gagal panen, sulit rezeki, sulit mendapatkan keturunan, dan sawah ladang yang tidak produktif. (Tafsir Qurthubi)


2. Takwa

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS. Al-A’raf: 96)


3. Tawwakal

“Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapa, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibn Mubarak, Hakim, Musnad asy-Syihab. Sanadny disahihkan oleh Ahmad Syakir dan Al-Albani)

4. Taat dan Beribadah Sebaik-baiknya

“Sesungguhnya Allah berfirman, “ Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-KU, niscaya Aku penuhi di dalam dada dengan kekayaan dan semua kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan (tidak taat) Aku penuhi dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebuthanmu (tidak ada hasilnya semua usaha).” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim dari Abu Hurairah. Al-Albani mensahihkannya)


5. Silaturahmi

“Siapa saja yang suka agar rezekinya luas, dipanjangkan umurrnya, maka hendaklah ia menperbanyak silaturahmi.” (HR. Bukhari)

Maksud dari dipanjangkan umur dalam hadist ini adalah berkah umur menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Barri.

“Belajarlan tentang nasab (garis keturunan) sehingga kalian bias menyambung silaturhami. Karena sungguh silaturahmi itu adalah (salah satu cara) menimbulkan kasih saying antara keluarga, (sebab) luasnya rezeki dan bertambah usia (berkah umur).” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim. Syaikh Ahmad Syakir dan Al-Albani mensahihkannya)


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menyatahkan bahwa seseorang yang bekerja mengharapkan dunia , Allah akan membuatnya perkerjan tersebut menjadi susah dan berat .Artinya : deangan pengertian terbaik , orang yang pekerjaannya susah dan berat termasuk orang yang tujuan bekerjanya mencari dunia . Padahal bekerja semata-mata hanya mencari dunia dilarang sama Allah .l Bekerja adalah untuk ibadah .Allah menyukai ibadah yang ringan tapi istiqomah , Seperti Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ' Sebaik-baik ibadah adalah ringan namun rutin ( Al-Hadist )

Yasar Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tuhan kalian berkata, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah kepadaKu sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam!, jangan jauhi Aku, sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan " ( Imam Al-Hakim )



Dalam hadits yang mulia ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia, yang berbicara berdasarkan wahyu mengabarkan tentang janji Allah, yang tak satu pun lebih memenuhi janji daripadaNya, berapa dua jenis pahala bagi orang yang benar-benar beribadah kepada Allah sepenuhnya. Yaitu, Allah pasti memenuhi hatinya dengan kekayaan dan kedua tangannya dengan rizki.

Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan akan ancaman Allah kepada orang yang menjauhiNya dengan dua jenis siksa. Yaitu Allah pasti memenuhi hatinya dengan kefakiran dan kedua tangannya dengan kesibukan.

Dan semua mengetahui, siapa yang hatinya dikayakan oleh Yang Maha Memberi kekayaan, niscaya tidak akan didekati oleh kemiskinan selama-lamanya. Dan siapa yang kedua tangannya dipenuhi rizki oleh Yang Maha Memberi rizki dan Mahaperkasa, niscaya ia tidak akan pernah pailit selama-lamanya. Sebaliknya, siapa yang hatinya dipenuhi dengan kefakiran oleh Yang Mahakuasa dan Maha Menentukan, niscaya tak seorangpun mampu membuatnya kaya. Dan siapa yang disibukkan oleh Yang Mahaperkasa dan Maha Memaksa, niscaya tak seorangpun yang mampu memberinya waktu luang.


Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah bererti meninggalkan usaha. Dan sungguh setiap muslim wajib bersusah-payah, bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahawa segala urusan adalah milik Allah, dan bahawa rezeki itu hanyalah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.

Tidak ada komentar: