Syaikh Shalih bin Fauzan
al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Akidah yang benar merupakan pondasi
tegaknya agama dan syarat sah diterimanya amalan. Hal itu sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah,
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu
adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". QS. Al-Kahfi : 110
Imam Bukhari mengetengahkan sebuah hadis
melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. berkata
kepada malaikat Jibril, "Apakah gerangan yang menyebabkanmu tidak
menziarahiku sebagaimana biasanya?". Lalu turunlah firman-Nya, "Dan
tidaklah kami turun, melainkan dengan perintah Rabbmu..." (Q.S. Maryam,
64). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan
bahwa malaikat Jibril tidak turun membawa wahyu. Kemudian hadis Ikrimah ini
menceritakan hal yang sama dengan hadis di atas tadi. Ibnu Murdawaih
mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Anas r.a. yang menceritakan bahwa
Nabi saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang daerah mana yang disukai oleh
Allah dan daerah mana yang dibenci oleh-Nya. Maka malaikat Jibril menjawab,
"Aku tidak tahu, nanti akan kutanyakan (kepada-Nya)". Selanjutnya
malaikat Jibril turun lagi yang pada saat itu ia telah absen selama beberapa
waktu tidak turun menemui Nabi saw. Maka Nabi saw. berkata kepadanya,
"Sungguh engkau absen datang kepadaku, sehingga aku sangat
merindukanmu". Ketika itu juga malaikat Jibril membacakan firman-Nya,
"Dan tidaklah kami turun, melainkan dengan perintah Rabbmu." (Q.S.
Maryam, 64). Ibnu Ishaq mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas
r.a. yang menceritakan bahwa ketika orang-orang Quraisy menanyakan kepada Nabi
saw. perihal Ash-habul Kahfi, maka selama lima
belas hari Allah tidak menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi saw. Ketika malaikat
Jibril turun dengan membawa wahyu-Nya, Nabi saw. berkata kepadanya,
"Mengapa engkau absen?" Kemudian Ibnu Ishak menyebutkan kelanjutan
hadis ini sama dengan hadis-hadis yang sebelumnya.
Dan sesungguhnya
telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika
kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi. QS. Az-Zumar:
65.
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya),
“Sembahlah Allah
dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya. Ingatlah, untuk Allah agama/ketaatan yang
tulus/murni itu.” QS. Az-Zumar: 2-3.
Maka ayat-ayat yang mulia ini serta ayat-ayat
lain yang semakna -dan itu banyak jumlahnya- menunjukkan bahwa amalan tidak
akan diterima kecuali apabila bersih dari syirik. Oleh sebab itulah maka fokus
perhatian para rasul -semoga salawat dan keselamatan
dicurahkan Allah kepada mereka- menjadikan perbaikan akidah sebagai prioritas
utama dakwahnya…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar