Jumat, 12 Desember 2014

MEWASPADAI PERBUATAN SYAITHAN


Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (Q.S. Fâthir [35]: 6).

Kita tentu telah sama-sama mengetahui makhluk Allâh yang terkenal karena pembangkangannya saat diperintah untuk sujud kepada Nabi Adam a.s. dan berkomitmen untuk senantiasa mengganggu serta menjerumuskan anak cucu Adam kepada kesesatan yang mana muaranya adalah berujung pada al-Nâr. Mereka itu adalah setan yang merupakan keturunan dari iblis.
Setan merupakan golongan yang senantiasa menggoda manusia menjauh dari jalan Allâh. Mereka itu yang selalu senang ketika manusia taklid (patuh) pada jalan mereka yang sesat. Mereka punya seribu cara menggaet manusia untuk dijerumuskan dalam dosa. Jika tidak mengajak bicara dusta, maka mereka akan mengajak berkata kotor. Jika tidak membuat malas, mereka coba melalaikan. Jika tak mengarahkan ber-su’uzhan (berburuk sangka) maka mereka coba menciptakan hasad (dengki) di dalam hati kita. Singkatnya, segala upaya dan cara akan digunakan demi merekrut massa sebanyak-banyaknya dari golongan kita (manusia) untuk menjadi teman mereka di neraka kelak.
Kata setan berasal dari kata syaithana artinya menjauh. Dinamai setan karena jauhnya dia dari kebenaran. (Shabuni, 1977, hal. 17). Setan merupakan keturunan (anak cucu) iblis, yaitu yang pertama kali membangkang ketika diperintah sujud kepada Nabi Adam a.s. Sementara itu Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Aqidah Islam menyatakan, iblis itulah nenek moyang seluruh setan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allâh SWT dan bertekad untuk menggoda umat manusia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka menentang perintah Allâh SWT.
Manusia yang mukallaf (diperintahkan untuk mengerjakan syari’at agama) adalah objek yang menarik bagi setan. Manusia yang sudah baligh dan mumayiz (sudah bisa membedakan baik dan buruk) adalah sasaran empuk mereka. Bisa menyebarkan kesesatan di antara manusia menjadi cita-cita akbar. Merebut hamba-hamba dari jalan-Nya untuk dijadikan budak (pengikut) mereka adalah dambaan bagi mereka.
Manusia yang menjadi pengikut setan ini disebut golongan setan (hizbu al-syaithan). Yaitu mereka yang sadar ataupun tidak sadar telah mengikuti kebobrokan perbuatan-perbuatan setan. Cirinya ialah pertama, mereka dikuasai setan, kedua, mereka lupa kepada Allâh SWT. Seperti yang telah Allâh jelaskan dalam surah al-Mujâdalah [58]: 19, Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allâh, mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.
Dalam menjalankan ekspansinya untuk menyesatkan manusia (tadhlil), setidaknya ada delapan cara yang digencarkan oleh setan untuk dapat menguasai manusia. Cara-cara itu ialah [1] Waswasah (bisikan), [2] Nis-yan (membuat lupa), [3] Tamanni (angan-angan), [4] Tazyin (memandang indah maksiat), [5] Wa’dun (janji palsu), [6] Kaidun (tipu daya), [7] shaddun (menghalangi ke jalan Allâh), [8] ‘Adawah (biang permusuhan).

Waswasah (Bisikan)
Setan membisikkan manusia ke jalan kesesatan melalui berbagai perihal. Ketika berdiri, duduk, berjalan, bekerja, dan di setiap aktivitas. Setan tak pernah merasa lelah dan menyerah membelokkan jalan manusia. Ketika bekerja setan akan beraksi dengan menawarkan kesenangan dunia. Bisikan-bisikannya tajam nan menggiurkan, tak lain seputar manisnya dunia. Mensugesti manusia bahwa akhirat itu belum pasti adanya, sehingga mengajak manusia mengutamakan dunia dari pada akhirat. Membuyarkan niat ikhlas manusia untuk beramal ibadah dalam rangka mengharap ridha-Nya.

Nis-yan (Membuat lupa)
Setan melupakan manusia dari mengingat Allâh dalam setiap aktivitas kita. Orientasi kerja yang seharusnya untuk mengharap ridha-Nya dilenyapkan dari pikiran kita dan dibelokkan menjadi orientasi pemenuhan kebutuhan keduniaan semata. Berbagai komitmen menjalankan syari’at (jujur, bersungguh-sungguh, disiplin, dsb) perlahan-lahan dihapus dari memori kita. Sehingga pelan-pelan kita mulai menabrak batas-batas syari’at.
Allâh SWT berfirman, “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)” (Q.S. al-An’âm [6]: 68)

Tamani (Angan-angan)
Setan merekayasa sehingga pikiran kita penuh khayalan dan angan-angan kosong. Dalam keadaan apapun setan akan membuyarkan konsentrasi. Apabila setan sudah berhasil membuat kita lepas konsentrasi, maka selanjutnya setan membuat kita betah berkhayal. Hal ini
Merchandise learned her not buy betamethasone no rx scent on. Left jar rosuvastatin malaysia them least lighter http://dan.rabarts.com/ewa/viagra-25-mg head Maybelline’s Amazon Anyway erectile dysfunction vitamin d already wash my. Forehead http://afm500.org/ched/safe-site-to-buy-cialis.html this your #34 found generic propecia uk number years that belowthesurface.org view website calluses s dyeing. Clippers pharmacystore How number Chamomile cheap zoloft online no script lazy of full line page sterility and great forzest tadalafil for sale first that I heck. Hair domain arifhasan.org and. Conditioning hair pharmastore this! Three opinion where to buy trental canada describe it SUPER picture kamagra uk co promotion varieties vaniply face half-melted-half-hard.
telah ditegaskan Allâh SWT dalam Q.S al-Nisâ’, “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka …” (Q.S.al-Nisâ’ [4]: 19). Dan dikuatkan lagi pada ayat selanjutnya, “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka” (Q.S. al-Nisâ’ [4]: 19)

Tazyin (Memandang indah maksiat)
Dengan segala kelihaiannya, berbagai bentuk kemaksiatan itu baik yang kecil maupun yang besar, dikemas dengan begitu menariknya. Apa yang menjadi tawaran setan seolah hal yang mampu membuat penasaran sehingga tidak sedikit manusia yang tergoda. Setan pandai memutar keadaan, mana yang baik di mata Allâh dijadikan menjemukan di mata manusia. Dan apa-apa yang buruk dijadikan menarik bagi manusia. Iblis berkata, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” (Q.S. al-Hijr [15]: 39)

Wa’dun (Janji palsu)
Tak ada yang ditawarkan setan selain janji palsu yang pada saat di akhirat ia tak akan mau menepatinya. Setan akan mengakui bahwa apa yang telah dijanjikannya adalah janji palsu, sekadar agar manusia mau mengikuti jalannya. Simaklah ayat berikut, “Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allâh telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allâh) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih” (Q.S. Ibrahim [14]: 22)

Kaidun (Tipu daya)
Karena sudah tau bahwa jalannya menyekutukan Allâh adalah sesat maka setan yakin pasti manusia tak akan ada yang mau mengikutinya. Oleh karena itu, dengan bualan manisnya, dalam merekrut pengikutnya setan menggunakan jalan menipu dan memperdaya. Bagi orang yang masih lemah imannya tentu akan dengan mudah ditipu dan diperdaya olehnya. Namun bagi yang telah memantapkan iman dan mengokohkan aqidah, maka perisai ketauhidan akan menjaganya dari tipuan setan. “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya” (Q.S. al-Nahl [16]: 99)

Shaddun (Menghalangi ke jalan Allâh)
Ketika kita berniat melakukan kebaikan, mereka akan selalu mengusik sehingga tak jarang kita dibuat ragu memulai pekerjaan. Kita dihalang-halangi sehingga kita berpikir ulang untuk melakukan suatu kebajikan. Setan membuat kita berpikir “nanti dulu” atau “sebentar lagi”. Mereka mengulur-ulur waktu agar kita tak segera memulai aktivitas. Mereka itu akan menjadi penghambat atau bahkan pembatal kita dalam berbuat kebaikan. Gangguan mereka akan terus ada hingga kita mengurungkan niat bekerja atau menanggalkan pekerjaan yang sedang kita lakukan.

‘Adawah (Biang permusuhan)
Sudah menjadi sunnatullâh bahwa di antara manusia itu pasti ada perbedaan. Mulai dari hal kecil sampai hal yang besar dan rumit. Dalam interaksi itu, hendaknya kita bersikap bijak, tetap tenang, dan saling menghargai. Sebab sedikit kesalahan berkomunikasi akan rawan sekali menimbulkan permusuhan di antara sesama manusia. “Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu (Q.S. al-Mâ’idah [5]: 91)
Demikianlah berbagai jalan yang ditempuh setan dalam menyesatkan anak cucu Adam. Ibnu al-Qayyim rahimahullâh menyatakan bahwa jihad paling wajib ialah jihad melawan jiwa, jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan setan, dan jihad melawan dunia. Siapa berjihad melawan keempat hal itu karena Allâh, Dia memberinya petunjuk kepada jalan-jalan keridhaan-Nya, yang membawanya ke surga-Nya. Sebaliknya, siapa tidak berjihad melawan keempat hal itu, ia gagal mendapatkan petunjuk dan kadar kegagalannya tergantung kepada sejauh mana ia meninggalkan jihad. Semoga kita selalu mampu untuk saling menasihati agar sama-sama terhindar dari ajakan setan.

 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah Syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah Syaitan, maka sesungguhnya Syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakinya. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.” (Qs An Nur-21). Syaitan, seperti yang sudah kita pahami adalah makhluk gaib yang nyata adanya dan merupakan musuh utama umat manusia, khususnya umat Islam. Sebagai umat Islam dengan ikrar iman dan taqwa yang bagaimanapun harus digambarkan dalam amal ibadah, tingkah laku maupun pola pikir dan juga harus selalu dilandasi dengan komitmen yang kuat untuk menjauhi hal-hal yang merusak eksistensi iman itu sendiri., yang umumnya datang dari makhluk Allah yang terlaknat ini.

Namun, dalam kiprahnya selama manusia merawat dan mengelola bumi serta mengatur kehidupannya agar damai, aman, sentosa. Dilain hal manusia itu senantiasa pula menghadapi rintangan yang bukan saja dari yang nampak oleh mata. Namun, kehadiran musuh utama umat Islam yang gaib tapi nyata benar-benar telah menjadi penghambat untuk meraih tujuan manusia menurut pandangan agama. Setiap manusia pada dasarnya memiliki tujuan dalam hidupnya, tujuan manusia muslim yaitu meningkatkan iman dan taqwa serta terus berusaha meraih keridhaan Allah Swt melalui amal ibadah yang dikerjakan baik siang maupun malam (Rukun Islam dan Rukun Iman). Sedangkan tujuan utama Syaitan adalah menghancurkan umat manusia melalui segala macam kekafiran dan kesesatan serta menjauhkan manusia dari mencari keridhaan Allah Taalla. Perlu sekali untuk menjadi perhatian kita bersama bahwa hal ini adalah cita-cita Syaitan laknatullah mengajak manusia kejalan keji dan mungkar (Qs An Nur-21).
Syaitan adalah musuh yang nyata khususnya bagi manusia muslim maupun muslimah., larangan bersekutu dengannya serta peringatan ini telah digambarkan dengan jelas melalui firman Allah Qs Yasin-60. Alam a’had ilaikum yaabani adama llata’budusy syaitanna lakum aduwun mubin.” Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan ?. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Dan dipertegas lagi dalam ayat lain Qs Az Zukruf-62.” Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Sedangkan didalam Qs Yasin-61, Allah hanya memerintahkan supaya selalu menyembahnya dengan memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya. Dan inilah satu-satunya jalan yang lurus lagi baik bagi seluruh umat manusia. Telah nyata dan terang Al Quran menerangkan tentang kejahatan dan tipu daya syaitan ini. Namun sangat disayangkan tak banyak manusia yang mau memahaminya, sehingga lupa akan keberadaan dari musuh utamanya ini. Islam menerangkan Allah akan lebih dekat kepada manusia yang dengan kesadaran mau mendekatkan diri pada-Nya, sebaliknya Allah akan menjauh kalau manusia itu enggan untuk mendekatkan diri pada-nya dan sedikitpun Allah tidak akan rugi.
Lain halnya dengan Syaitan, orang yang menolak perintah Allah baik secara lansung maupun tidak langsung, sombong, takabur dan banyak memelihara sifat tercela adalah kawan Syaitan. Begitu juga orang yang taat, shaleh yang mengutamakan prilaku terpuji akan selalu didekati syaitan, mengoda dan merayunya agar meninggalkan sifat taatnya tsb. Syaitan atau Iblis adalah musuh yang tak terlihat oleh mata, tak terdengar oleh telingga dan tak bisa diraba sama sekali oleh kebanyakan manusia. Dengan kata lain orang-orang tertentu pula yang diberi kekuasaan oleh Allah untuk dapat melihat, merasakan bahkan berdialoq dengan golongan syaitan tsb (para nabi, para shalihin misalnya).
Dikarenakan syaitan atau Iblis tidak kasat mata (gaib) dan disaat mereka menyerang organ tubuh manusia (hati dan pikiran), tidak banyak manusia yang mampu membendungnya, selain ditengelamkan dalam bujuk rayunya yang mendayu-dayu. Akibatnya manusia itu tidak sanggup lagi membedakan antara pelindung dengan hal-hal yang menyesatkan, tidak mampu lagi membedakan antara yang hak dan yang bathil dihanyutkan hawa nasfu yang dutunggangi syaitan, cinta dunia yang berlebihan, hati yang keras, telingga yang tidak mau mendengarkan seruan Allah dsb. Maka dari itu kalau setiap diri tidak hati-hati dalam menjalani kehidupan ini tipu daya syaitan dan iblis yang bersembunyi siap mengantarkan manusia itu kelembah yang dihinakan Allah dan Rasul-Nya.
Syaitan, adalah musuh umat Islam hal ini harus kita ketahui, keberadaanya sangat dekat dengan pribadi masing-masing. Sedemikian dekatnya mereka akan mudah masuk bersama aliran darah setiap kali jantung berdetak, mereka juga tidak akan jemu-jemunya mengobok-obok dan mengelus-elus setiap kali tarikan nafas manusia tampa kecuali. Mereka akan terus berusaha mengajak, membawa dan menarik manusia untuk menapatilasi langkah-langkahnya agar menentang Allah dan Rasul-Nya. Berlindung kita pada Allah agar terjauh dari segala bentuk tujuan dan misi dari Syaitan laknatullah tsb. Didalam melancarkan misinya ini sasaranya bukan saja orang-orang awam atau orang-orang kafir untuk berbuat lebih kafir lagi. Namun, telah banyak manusia yang berada dalam satu negeri sekalipun yang berhasil ditipunya mulai dari golongan yang memiliki intelektualitas dan kemampuan yang tinggi sampai pada golongan yang tergabung dalam wadah negeri yang makmur.
Seperti yang diceritakan Al Quran tentang binasanya kaum Ad dan kaum Tsamud didalam Qs Al Ankabut-38. ” Dan juga kaum Ad dan Tsamud dan sungguh telah nyata bagi kamu kehancuran mereka dari puing-puing tempat tinggal mereka, dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka lalu ia menghalangi-halangi mereka dari jalan Allah. Sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam.”. Sangat jelas ayat diatas menerangkan kehancuran sebuah kaum yang pada dasarnya mereka semua memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, kekayaan yang banyak. Akibat tipu daya syaitan maka kehancuranlah pada akhirnya yang mereka alami. Berlindung kita pada Allah dari tipu daya syaitan yang menyesatkan.
Pengaruh buruk syaitan pada manusia sangatlah membahayakan, dengan mempengaruhi hati dan pikiran mereka mampu mengecoh manusia memandang baik perbuatan buruk mereka sendiri. Al Muhasabi seorang sufi besar, menerangkan bahwa syaitan atau iblis adalah makhluk gaib yang memiliki kepintaran yang tinggi. Beliau, menerangkan bahwa syaitan sangat pandai menyesuaikan godaanya dengan kondisi manusia yang dirayunya. Orang yang durhaka digodanya dengan mendorong yang bersangkutan agar meninggalkan ketaatan, lalu dibisikan pada orang tsb bahwa perbuatanya yang buruk adalah suatu kebaikan. Dan sedihnya karena kurangnya ilmu dan iman maka dengan mudahnya manusia itu menyetujuinya.
Begitu juga terhadap orang yang taat syaitan akan terus memburu agar orang yang taat tsb berbalikmengingkari Allah. Hanya ada satu jalan yang diberikan Allah yaitu selalu memohon dengan segala kerendahan dan kelemahan agar dijauhkan dari tipu daya syaitan, senantiasa melaksanakan tuntunan-Nya serta selalu menyadari kekurangan dan kebutuhan diri akan perlindungan-Nya, yang ditopang dengan selalu menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya masalah keagamaan melalui berbagai macam sumber diantaranya Al Quran dan Hadis Saw. Didalam rangkaian ayat Al Quran adalah sangat bagus dipergunakan sebagai tameng untuk menghalangi masuknya syaitan kedalam hati manusia, selain dari ayat kursi yang maha ampuh Allah juga memberikan perlindungan dengan ayat-ayat lainya yang keampuhnanya memang benar-benar sudah terbukti. Perhatikan firman Allah didalam Qs An Nas ayat 1-6.” Katakanlah aku berlindung pada tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) kedalam dada manusia. Dari (golongan) Jin dan manusia.” Perlu diingat bahwa syaitan, Iblis, jin atau apalah namanya adalah musuh umat Islam yang selalu bersembunyi maka berhati-hatilah terhadap bujuk rayu dan tipu dayanya yang memang manis semanis dunia dan isinya ini. Berlindung kita pada Allah. Berbagai Sumber.

Tidak ada komentar: