Mari kita simak baik-baik firman Allah swt dan sabda Rasulullah Saw :
" Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-sadaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim " QS At-Taubah 23.
Sabda Rasulullah Saw "Demi Allah, Kami tidak akan mengangkat seseorang dalam jabatan ini pada orang-orang yang mengingginkannya dan tidak pula pada orang yang berambisi pada jabatan itu ". HR. Bukhari dan Muslim.
Ketika Abu Dzarr bertanya ya Rasulullah saw mengapa engkau tidak memberi jabatan apa-apa kepadaku ? Maka Rasulullah saw menepuk bahu Abu Dzarr sambil bersabda " Hai Abu Dzarr kamu adalah seseorang yang lemah dan jabatan itu sebagai amanat yang pada hari qiyamat hanya akan menjadi penyesalan dan kehinaan,kecuali orang yang dapat menuaikan hak - kewajibannya dan memenuhi tanggung jawab. HR. Muslim
Jabatan yng di berikan kepada seseorang bukannya kenikmatan yang perlu di sambut dengan suka cita, ramai-ramai, makan-makan dengan mengundang sanak saudara,tetapi sebenarnya merupakan suatu amanat berat yang harus di pertanggung jawabkan kepada Allah swt di hari qiyamat kelak,yang hanya akan menjadi penyesalan dan kehinaan bagi orang yang tidak dapat memikul amanat itu dengan baik.
Rasulullah saw bersabda : " Apabila amat sudah hilang atau disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Shahabat bertanya bagaimana hilangnya amanat ?. Rasulullah saw menjawab apabila sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. ". HR. bukhari, juz 1 hal 21
Begitu pentingnya tentang amanat,maka nepotisme tidak di kenal dalam islam. Semua tugas jabatan harus benar-benar diserahkan kepada ahlinya tanpa pandang bulu. Rasulillah saw bersabda : " Barangsiapa yang menggangkat seseorang untuk suatu jabatan karena kekeluargaan,padahal ada pada mereka itu orang yang lebih di senangi Allah karena kemampuan dari padanaya,maka sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Allah,Rasulullah dan kepada orang-orang beriman. Allah swt berfirman : " Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul ( Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang di percayakan kepadamu, sedang kamu menggetahui ". QS.Al - Anfaal 27.
Maka perbuatan nepotisme hakikatnya pengkhianatan kepada Allah, Rasulullah dan kepada orang-orang yang beriman. Hal itu sangat dilarang dalam islam dan akan mendatangkan kehancuran.
Kalau kita memperhatikan keadaan bangsa yang sekarang ini, kita ingat akan peringatan-peringatan Rasulullah saw pada umatnya diantaranya :
" Sepeninggalanku nanti kamu akan di pimpin oleh pemimpin-pemimpin yang pandai memberikan nasihat-nasihat dengan penuh hikmat di atas mimbar,tetapi bila turun , mereka suka melakukan penipuan dan hati mereka lebih busuk dari pada bangkai ". HR. Thabrani juz 19 hal 160.
Pemimpin semacam ini pandai menasehati dengan kata-kata manis mengembirakan dan memberi harapan pada rakyat yang sangat menjanjikan dan dia itulah penipu,pemeras rakyat dan hatinya lebih busuk dari pada bangkai. Disebabkan ketahamakan mereka.
" Kerusakan agama seseorang yang di sebabkan oleh sifat thamak dan rakus terhadap harta dan kedudukan lebih parah dari pada kerusakan yang timbul dari dua srigala yang lapar di lepaskan dalam rombongan kambing ". HR. Tirmidzi
Oleh karena itu orang yang rakus trhadap harta dan ambisi memegang suatu jabatan,jangan harap bisa memangku jabatan dengan baik,jujur dan amanat.
Maka dari itu untuk memilih pemimpin kita harus berkacamata dengan al qur'an dan sunnah Rasulullah saw.
" Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu ;sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di anatara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ". QS Al-Maaidah 51.
" Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, yaitu di anatara orang-orang yang telah di beri Al-kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir ( rang-orang musyrik ). Dan bertaqwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman ". QS Al-Maaidah 57.
Jagan memilih pemimpin yang lebih suka memilih jalan kekafiran daripada jalan keimanan. Berdasarkan firman Allah swt dan sabda Rasulullah saw, maka pemimpin yang kita pilih harus memenuhi beberapa syarat di anataranya :
1. Bukan orang yahudi dan nasrani.
2. Bukan orang yang suka melecehkan agama Allah
3. Bukan orang yang suka memilih jalan kekafiran daripada jalan keimanan.
4. Orang islam dalam arti islam yang sebenarnya, bukan hanya islam KTP.
5. Jujur, amanat dan sanggup menjadi pelayan rakyat.
6. Tidak rakus terhadap harta dan tidak ambisi dalam suatu jabatan.
7. Tidak hanya manis di mulut, pandai mengobral janji.
8. Tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi.
9. Orang-orang yang benar-benar pandai, dan
10.Jabatan di rasakan sebagai amanat yang akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah swt kelak.
Dengan kehati-hatian kita memilih pemimpin dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, semoga kita terhindar dari kepemimpinan orang yang tolol yang akan membuat rakyat ini lebih sengsara dan menderita. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : " Dari Jabir bin 'Abdullah ra, ia berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda kepada ka'ab bin 'ujrah, " Semoga Allah melindungimu dari pemimpin-pemimpin yang tolol ". Lalu ka'ab bertanya, " Ya Rasulullah, siapakah pemimpin yang tolol itu ?. Rasulullah saw menjawab, " yakni para pemimpin sesudahku yang tidak mau memakai petunjuk dengan petunjukku dan tidak mau berpegang pada sunahku. Barangsiapa membenarkan prilaku mereka dengan segala kebohongannya serta membantu kedhaliman mereka, maka tidak yermasuk golonganku dan aku pun tidak termasuk golonga mereka. Dan mereka tidak berhak minum air telagaku. Dan barangsiapa yang tidak membenarkan prilaku mereka dengan segala kebohongannya serta tidak membantu kedhaliman mereka. Maka mereka termasuk golonganku dan akupun termasuk golongan mereka. Dan mereka berhak minum air telagaku. Hai ka'ab bin 'ujrah, puasa adalah perisai api neraka, sedekah adalah penghapus dosa dan shalat adalah pendekatan ( petunjuk ). Hai ka'ab bin 'ujrah sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari barang yang haram, api neraka lebih pantas baginya. Hai ka'ab bin 'ujrah manusia terdiri dari dua macam. Ada yang menjual dirinya kejalan Allah, hingga ia selamat dari siksa neraka dan ada yang menjual dirinya kepada hawa nafsu, hingga nerakalah sebagai tempat tinggal mereka ". HR. Ahmad dan Tirmidzi
Semoga bermanfaat dan membantu dalam menentukan suatu pemimpin yang akan kita pilih nanti..
Dan semoga kita di jauhakan dari sifat-sifat pemimpin yang tolol..
" Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-sadaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim " QS At-Taubah 23.
Sabda Rasulullah Saw "Demi Allah, Kami tidak akan mengangkat seseorang dalam jabatan ini pada orang-orang yang mengingginkannya dan tidak pula pada orang yang berambisi pada jabatan itu ". HR. Bukhari dan Muslim.
Ketika Abu Dzarr bertanya ya Rasulullah saw mengapa engkau tidak memberi jabatan apa-apa kepadaku ? Maka Rasulullah saw menepuk bahu Abu Dzarr sambil bersabda " Hai Abu Dzarr kamu adalah seseorang yang lemah dan jabatan itu sebagai amanat yang pada hari qiyamat hanya akan menjadi penyesalan dan kehinaan,kecuali orang yang dapat menuaikan hak - kewajibannya dan memenuhi tanggung jawab. HR. Muslim
Jabatan yng di berikan kepada seseorang bukannya kenikmatan yang perlu di sambut dengan suka cita, ramai-ramai, makan-makan dengan mengundang sanak saudara,tetapi sebenarnya merupakan suatu amanat berat yang harus di pertanggung jawabkan kepada Allah swt di hari qiyamat kelak,yang hanya akan menjadi penyesalan dan kehinaan bagi orang yang tidak dapat memikul amanat itu dengan baik.
Rasulullah saw bersabda : " Apabila amat sudah hilang atau disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Shahabat bertanya bagaimana hilangnya amanat ?. Rasulullah saw menjawab apabila sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. ". HR. bukhari, juz 1 hal 21
Begitu pentingnya tentang amanat,maka nepotisme tidak di kenal dalam islam. Semua tugas jabatan harus benar-benar diserahkan kepada ahlinya tanpa pandang bulu. Rasulillah saw bersabda : " Barangsiapa yang menggangkat seseorang untuk suatu jabatan karena kekeluargaan,padahal ada pada mereka itu orang yang lebih di senangi Allah karena kemampuan dari padanaya,maka sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Allah,Rasulullah dan kepada orang-orang beriman. Allah swt berfirman : " Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul ( Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang di percayakan kepadamu, sedang kamu menggetahui ". QS.Al - Anfaal 27.
Maka perbuatan nepotisme hakikatnya pengkhianatan kepada Allah, Rasulullah dan kepada orang-orang yang beriman. Hal itu sangat dilarang dalam islam dan akan mendatangkan kehancuran.
Kalau kita memperhatikan keadaan bangsa yang sekarang ini, kita ingat akan peringatan-peringatan Rasulullah saw pada umatnya diantaranya :
" Sepeninggalanku nanti kamu akan di pimpin oleh pemimpin-pemimpin yang pandai memberikan nasihat-nasihat dengan penuh hikmat di atas mimbar,tetapi bila turun , mereka suka melakukan penipuan dan hati mereka lebih busuk dari pada bangkai ". HR. Thabrani juz 19 hal 160.
Pemimpin semacam ini pandai menasehati dengan kata-kata manis mengembirakan dan memberi harapan pada rakyat yang sangat menjanjikan dan dia itulah penipu,pemeras rakyat dan hatinya lebih busuk dari pada bangkai. Disebabkan ketahamakan mereka.
" Kerusakan agama seseorang yang di sebabkan oleh sifat thamak dan rakus terhadap harta dan kedudukan lebih parah dari pada kerusakan yang timbul dari dua srigala yang lapar di lepaskan dalam rombongan kambing ". HR. Tirmidzi
Oleh karena itu orang yang rakus trhadap harta dan ambisi memegang suatu jabatan,jangan harap bisa memangku jabatan dengan baik,jujur dan amanat.
Maka dari itu untuk memilih pemimpin kita harus berkacamata dengan al qur'an dan sunnah Rasulullah saw.
" Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu ;sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di anatara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ". QS Al-Maaidah 51.
" Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, yaitu di anatara orang-orang yang telah di beri Al-kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir ( rang-orang musyrik ). Dan bertaqwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman ". QS Al-Maaidah 57.
Jagan memilih pemimpin yang lebih suka memilih jalan kekafiran daripada jalan keimanan. Berdasarkan firman Allah swt dan sabda Rasulullah saw, maka pemimpin yang kita pilih harus memenuhi beberapa syarat di anataranya :
1. Bukan orang yahudi dan nasrani.
2. Bukan orang yang suka melecehkan agama Allah
3. Bukan orang yang suka memilih jalan kekafiran daripada jalan keimanan.
4. Orang islam dalam arti islam yang sebenarnya, bukan hanya islam KTP.
5. Jujur, amanat dan sanggup menjadi pelayan rakyat.
6. Tidak rakus terhadap harta dan tidak ambisi dalam suatu jabatan.
7. Tidak hanya manis di mulut, pandai mengobral janji.
8. Tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi.
9. Orang-orang yang benar-benar pandai, dan
10.Jabatan di rasakan sebagai amanat yang akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah swt kelak.
Dengan kehati-hatian kita memilih pemimpin dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, semoga kita terhindar dari kepemimpinan orang yang tolol yang akan membuat rakyat ini lebih sengsara dan menderita. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : " Dari Jabir bin 'Abdullah ra, ia berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda kepada ka'ab bin 'ujrah, " Semoga Allah melindungimu dari pemimpin-pemimpin yang tolol ". Lalu ka'ab bertanya, " Ya Rasulullah, siapakah pemimpin yang tolol itu ?. Rasulullah saw menjawab, " yakni para pemimpin sesudahku yang tidak mau memakai petunjuk dengan petunjukku dan tidak mau berpegang pada sunahku. Barangsiapa membenarkan prilaku mereka dengan segala kebohongannya serta membantu kedhaliman mereka, maka tidak yermasuk golonganku dan aku pun tidak termasuk golonga mereka. Dan mereka tidak berhak minum air telagaku. Dan barangsiapa yang tidak membenarkan prilaku mereka dengan segala kebohongannya serta tidak membantu kedhaliman mereka. Maka mereka termasuk golonganku dan akupun termasuk golongan mereka. Dan mereka berhak minum air telagaku. Hai ka'ab bin 'ujrah, puasa adalah perisai api neraka, sedekah adalah penghapus dosa dan shalat adalah pendekatan ( petunjuk ). Hai ka'ab bin 'ujrah sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari barang yang haram, api neraka lebih pantas baginya. Hai ka'ab bin 'ujrah manusia terdiri dari dua macam. Ada yang menjual dirinya kejalan Allah, hingga ia selamat dari siksa neraka dan ada yang menjual dirinya kepada hawa nafsu, hingga nerakalah sebagai tempat tinggal mereka ". HR. Ahmad dan Tirmidzi
Semoga bermanfaat dan membantu dalam menentukan suatu pemimpin yang akan kita pilih nanti..
Dan semoga kita di jauhakan dari sifat-sifat pemimpin yang tolol..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar