Hadits berikut ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab Tauhid - Bab Firman Allah Ta'ala dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. jilid IX, hal. 150. Sedangkan dalam Kitab al-Qasthalan, Hadits ini terdapat dalam jilid X, hal. 381
Kami mendapatkan riwayat dari Abdan, dari Abu Hamzah, dari al-A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, Beliau bersabda, " Ketika Allah telah mencipyakan makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya. Allah menulis sendiri dan Dia meletakan tulisan itu disisi Nya dekat 'Arasy, Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku. "
Ulasan hadits ini dikutip dari keterangan al-Qasthalani kitab Tauhid, jilid X, hal 381.
" Dia menulis dalam kitab-Nya ". Maksudnya, Allah memerintahkan qalam untuk menulis di dalam kitab-Nya.
" .... Disisi-Nya ". Maksudnya, hal itu telah di ketahui disis-Nya.
" .... Didekat 'Arasy ". Maksudnya, semua yang Dia tentukan ditulis di dekat 'Arasy sehingga tersembunyi dari seluruh makhluk, 'Arasy adalah sebuah tempat yang tidak bisa terjangkau oleh indra makhluk. Yang jelas, Sesungguhnya Allah benar-benar terbebas dari ruang dan waktu. Begitu pula dengan penulisan ketentuan tersebut, bukan berati supaya Allah tidak lupa, Maha suci Allah dari hal-hal yang seperti itu Tuhan yang Maha Tinngi lagi Maha Besar.
Sesungguhnya Firman Allah ini sebagai peringatan betapa Besar dan Agung ketentuan takdir yang ditulis oleh Allah. Soalnya kitab yang berisi tentang ketentuan takdir Allah- sepertii yang disebutkan dalam hadits tadi diletakan di dekat 'Arasy dan posisi Lauh Al-Mahfuzh sendiri berada di bawah "Arasy, sedangkan kitab yang mencakup ketentuan tersebut ada diatas 'Arasy.
Mungkin diantara maslah ini adalah ketentuan Allah yang di catat di bawah 'Arasy adalah masuk dalam ruang limgkup hukum sebab musabab. Sedang yang dipegunakan untuk merekam hukum sebab musabab tersebut adalah Lauh Al-Mahfuzh.
Sementara ketentuan Allah ditulis diatas 'Arasy adalah firmanya, " Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku ". Yang di maksud dengan murka disini adalah respon atau reaksi yang terjadi terhadap sebuah aksi atau tindakan, yaitu azab yang akan Dia tampakan pada orang yang di murkai-Nya. Selain itu, sesuatu dalam hal ini rahmat Allah yang mendahuluinya atau yang menghalalkan sesuatu yang lain. Dalam hal ini murka-Nya sangat bergantung kepada asal mula sesuatu tersebut. Perlu di ketahui, bahwa asal mula rahmat itu lebih dahulu daripada asal mula murka. Soalnya rahmat adalah sifat asal yang dimiliki oleh Allah yang Maha Suci. Sedangkan murka adalah sifat Allah yang muncul karena adanya perbuatan hamba yang durhaka. Oleh karena itu jelas sangat wajar kalu rahmat Allah mengalahakan atau mendahuluinya murka-Nya.
Al-Qasthalani mengetengahkan keterangan tambahan tentang masalah ini dalam kitabnya bad'u al-Khalqi. Ia mengutip keterangan at-Turbasyti yang menyatakan, jika di sebutkan rahmat memeng ditentukan Allahselalu unggul atas murka, hal itu sebenarnya menegaskan bahwa jumlah hamba yang akan mendapatkan rahmat-Nya itu jauh lebih banyak daripada jumlahhamba yang terkena murka-Nya. Padahal banyak manusia yang tidak berhak menerima rahmat Allah namun tetap Dia berikan limpahan rahmat-Nya. Berbeda dengan murka, Allah hanya akan memurkai orang-orang yang memang harus dimurkai-Nya. Bahkan anda tahu, kalau rahmat Allah itu benar-benar meliputi manusia, termasuk manusia yang masih berupa janin, balita menyusui, balita yang disapih maupun anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Padahal mereka semua sama sekali belum pernah melakukan ketaatan kepada Allah. Sedangkan Allah hanya memurkai hamba yang terbukti melakukan sesuatu yang bertentangan dengan aturan, sehingga ia memang benar-benar berhak menerima murka-Nya.
Dalam kitab al-Mashabib disebutkan bahwa yang dimaksud dengan murka adalah keinginan untuk menimpakan siksa. Sedangkan yang dimaksud dengan rbahmat adalah keinginan untuk memberikan balasa pahala.Tentu saja baik sifat rahmat maupun murka Allah pada hakikatnya tidak bisa saling mengalahkan maupun saling mendahului. Ungkapan dalam hadits tadi hanya kiasan belaka.
Rahmat dan murka juga tidak musthahil menjadi sifat dari tindakan Allah, bahkan hanya sebagai sifat Zat-Nya saja. Sebab yang di maksud rahmat adalah pahala dan perlakuan baik, sedangkan yang di maksud murka adalah azab dan siksa. Kalau rahmat dan murka dipandang dari kaca mata ini, maka yang dimaksud dengan firman Allah dalam hadits ini tadi ialah rahmat Allah lebih banyak daripada murka-Nya.
Ath--Thayyibi rahimahullah mengatakan " Firman Allah yang menyebiykan bahwa rahmat-Nya mengalahkan murka-Nya" senada dengan firman-Nya dalam kitab suci al-qur'an " Tuhanmu telahmenetapkan atas diri-Nya kasih sayang " Al-An'aam 54. Maksudnya Allah telah berjanji untuk melimpahkan rahmat kepada mereka semua. Wallahu A'lam.
Hadits berikut ini diriwayatkan aleh al-Bukharidalah shahih al-Bukhari, Kitab Tauhid, tetapi susunan redaksinya adalah,
... Rasulullah saw bersabda, ketika Allah telah menciptakan makhluk, Dia menilis disisi-Nya diatas "Arasy-Nya. Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukharidalam shahih al-Bukhari, Kitab awal penciptaan jilid V, hal. 251.
Bersumber dari Abu Hurairah ra, Sesunggunya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku. Dalam hadits ini juga disebutkan " ...Ketika Allah selesai menciptakan makhluk ".
Hadits ini juga diriwatkan oleh Muslimdalam shahih Muslim. Kitab Taubat. Bba luasnya rahmat Allah. An Nasaai juga meriwayatkan dalam sunan an nasaai, pembahasan sifat-sifat Allah. Menurut al-Qasthalani, At Tirmidzi juga meriwayatkan dengan menggunakan susunan redaksi.
Sesungguhnya Allah ketika menciptakan makhluk, menulis dengan tangan-Nya sendiri atas diri-Nya. Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.
At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih gharib.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh ibnu majah dengan menggunakan susunahn redaksi.
Tuhan kalian telah menulis dengan tangannya sendiri sebelum Dia menciptakan makhluk, rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar